Saturday, December 19, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW




BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang Masalah
            Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai Negara yang berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang dapat diandalkan. Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat diandalkan adalah melalui pendidikan. Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, telah digariskan bahwa :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dari mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

Salah satu indikasi pencapaian proses pendidikan tersebut adalah terwujudnya hasil belajar siswa yang memuaskan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila tercapai hasil belajar yang baik atau siswa mendapatkan nilai diatas rata-rata. Namun, peserta didik akan menemui hal-hal yang akan mendukung maupun menghambat mereka dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Perbedaan hasil belajar bagi siswa disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain kematangan akibat kemajuan, umur kronologis, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran atau jenis mata pelajaran yang diberikan. Pada proses pencapaian hasil belajar yang baik, diperlukan juga suatu latihan dan ulangan terhadap suatu pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan karena seringnya siswa berlatih akan menjadikan ia semakin menguasai pelajaran tertentu.
Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun kenyataannya siswa sekarang ini berkembang lambat. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pendidik. Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Siswa kurang memiliki tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun terkesan lambat.
Menurut Sujanto (1996:53) “pelaksanaan pengajaran sering hanya si guru mendikte dan si anak yang mencatat dan kemudian menghafalkannya sama seperti bunyi catatan dan sama sekali tidak ada kaitan dengan pengertian ataupun perubahan perbuatan anak karenanya”.
Berkaitan dengan masalah di atas dapat di simpulkan ada penyebab terjadinya kesenjangan diantaranya, 1) Siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi ajar yang diberikan oleh guru. Siswa juga malu untuk bertanya kepada guru dan teman. Sehingga menyebabkan siswa tidak mampu memecahkan soal yang diberikan oleh guru. 2) Pembelajaran masih bersifat  Metode konvensional yang didominasi  ceramah tidak mengaktifkan belajar siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa yang belajar secara individu kurang melibatkan interaksi sehingga menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar terutama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 3) Hasil belajar IPS siswa kelas VIII yang rendah, diambil dari nilai  hasil ulangan harian IPS yaitu rata-rata kelas 4,5. Padahal KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 6,5. Dari 34 siswa kelas VIII hanya terdapat 10 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan 24 siswa yang lain mendapatkan nilai dibawah KKM. Jika diprosentasekan yang mendapat nilai diatas KKM hanya 29%.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan pemahaman serta hasil belajar IPS siswa. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai strategi yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar IPS. Salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran Jigsaw. Kelebihan dari metode Jigsaw menurut Nurhadi  (2001:3), Ibrahim dkk (2003:120-121), dan Ratumanan (2002:63) pada intinya mengatakan bahwa Metode Jigsaw dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa.
      Sesuai dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan  Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan hasil belajar  IPS Ekonomi pada siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Kabupaten  Serang”.

B.   Pembatasan Masalah
 Adapun pembatasan masalah dalam peneliti ini adalah:
1.      Subyek penelitian yaitu siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan
2.     Metode pembelajaran sebagai tindakan dalam penelitian ini adalah  Metode pembelajaran Jigsaw.

C.   Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan  sebagai berikut : Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa ?
Kemudian rumusan ini dapat dirinci menjadi permasalahan khusus, sebagai berikut :Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya pelajaran IPS ekonomi di kelas VIII  MTs  Nurul Khoir  Pamarayan ?.

D.   Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Kemudian secara khusus tujuan dari penelitian ini dapat dirinci menjadi sebagai berikut :
Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa Khususnya pelajaran IPS ekonomi  di kelas VIII MTs  Nurul Khoir Pamarayan.

E.   Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak yang terkait yaitu:
1.      Bagi Guru
Sebagai pertimbangan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga Hasil belajar dapat tercapai maksimal.
2.     Bagi Peneliti
Sebagai sumbangan informasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw yang dapat diterapkan di sekolah.
3.     Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan siswa :
a.     Terbiasa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
b.     Berani untuk menyampaikan pendapat
c.     Terbiasa belajar kritis
d.     Lebih mudah memahami pelajaran, tidak hanya menghafal
e.     Dengan adanya metode-metode pembelajaran yang baik maka dapat    mewujudkan   siswa yang cerdas dan berprestasi.
4.  Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

F.   Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini menggunakan sistematika penulisan dengan lima bab yaitu sebagai berikut:
BAB I                 :     PENDAHULUAN
                                 Pada Bab ini penulis memberikan pedoman keseluruhan isi                    skripsi secara garis besar, dengan menggunakan latar belakang          masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan          masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika                 laporan.
BAB II               :      LANDASAN TEORI
                                 Dalam Bab ini membahas masalah teori-teori yang melandasi                penelitian ini, yaitu meliputi masalah kemampuan kognitif      siswa,metode pembelajaran, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III              :      METODE PENELITIAN
                                 Dalam Bab ini berisi setting penelitian, metode penelitian,       prosedur penelitian, jenis data dan sumber data, teknik                pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data,             instrument  penelitian, indikator pencapaian
BAB IV      :     ANALISIS DATA
                  Pada bab ini berisikan deskripsi data,hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V       :     PENUTUP
                  ini adalah bab akhir yang terdiri atas kesimpulan dan saran.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Hakikat Kemampuan Kognitif  Siswa
1.      Pengertian Hasil Belajar IPS
a.     Pengertian Belajar
Kegiatan belajar itu terjadi dimana saja, baik secara formal, informal   maupun non formal. Seseorang yang dikatakan telah belajar sesuatu kalau terjadi perubahan tentunya, misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca, dari tidak dapat menghitung menjadi dapat menghitung. Namun, dari semua yang bersangkutan berusaha untuk hal yang di harapkan.
Oleh karena itu,agar kita memperoleh sesuatu pengertian yang jelas mengenai belajar maka di bawah ini perlu dikutip dari para ahli dalam memberi pengertian mengenai belajar.”Pengertian belajar menurut teori konektionisme adalah impuls untuk bertindak (impuls to action) atau belajar adalah penentuan hubungan antara stimulus dan respon,antar aksi dan reaksi”(Sardiman,2001:33).
b.     Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
A.Kosasi Djahiri (1983) merumuskan bahwa “IPS merupakan Ilmu Pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu social dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan”. Sedangkan menurut Edwin Fenton (1976) “Pelajaran IPS diharapkan bukan hanya penanaman,pembinaan pengetahuan konsepsional belaka,melainkan ialah pembinaan sikap terhadap nilai-nilai praktis (oprasional) dari pada konsep tersebut serta kemahiran penerapannya sebagai insan sosial”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPS bukan sekadar menyodorkan serentetan konsep-konsep saja,melainkan kemampuan guru dan siswa menarik nilai/arti yang terkandung dalam konsep,serta bagaimana cara menerapkannya.
c.     Pengertian Ekonomi
 Suparmo (2004 : 3) menyatakan bahwa “Ekonomi adalah salah satu cabang pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhan yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang bersifat terbatas”. Sedangkan menurut Mankiw (2000:3) “Ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu terbatas atau angka”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu atau seni tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak. Bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang meliputi pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
d.     Pengertian Hasil Belajar
Setiap orang yang melakukan kegiatan tentu akan memperoleh hasil. Demikian dengan kegiatan belajar di sekolah, tentu akan memperoleh hasil yang berupa hasil belajar. Belajar sebagai suatu proses akan menghasilkan permasalahan yang berupa pengetahuan sikap atau nilai dan keterampilan. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang dihasilkannya. Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang telah dicapai. Hasil belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test yang diberikan guru.
Hasil belajar mempunyai beberapa fungsi,menurut Arifin (2000: 84)   fungsi belajar sebagai berikut :
1)     Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah       dikuasai anak didik.
2)     Suatu usaha penguasaan hasrat ingin tahu.        
3)     Bahan informasi dan inovasi pendidikan.
4)     Indikator intern dan ekstern dari institusi penelitian
Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat hasil kemajuan siswa MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan penguasaan mata pelajaran IPS dalam pokok bahasan tertentu.
Jadi hasil belajar IPS adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar IPS di kelas.
            Bidang efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan      bidang efektif yaitu :
1)     Receiving atau Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk masalah situasi atau  gejala.
2)     Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
3)     Valuing atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi.
4)     Organizing atau organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
5)     Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
b.     Tipe hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :
1)     gerakan reflek
2)     ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
3)     kemampuan berseptual termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motorik dan lain-lain.
4)     kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-lain.
5)     gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek.
6)     Kemampuan seperti gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya.

2.     Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Agar belajar dapat berhasil, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar individu, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2006 : 39) “Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa itu sendiri atau dari faktor lingkungan”.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.     Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa disebut faktor internal atau endogen. Faktor ini meliputi kondisi individu si pelajar atau kondisi fisiologis, kondisi panca indera dan kondisi psikologis. Kondisi fisiologis meliputi keadaan jasmani pada umumnya, misalnya anak yang badannya segar berbeda dengan anak yang dalam keadaan lelah, anak yang terpenuhi gizinya berbeda dengan anak yang kekurangan gizi dan sebagainya. Kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran jika hal ini terganggu maka akan berpengaruh terhadap aktivitas belajarnya . kondisi psikologis terutama berhubungan dengan minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif siswa.
Bagi anak yang minatnya besar terhadap suatu pelajaran akan mencapai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak berminat. Anak yang memiliki minat yang tinggi berarti mempunyai perhatian yang tinggi terhadap bahan yang dipelajari. Sebaliknya anak yang kurang minatnya akan kurang pula perhatiannya terhadap bahan pelajaran.
Mengenai kecerdasan telah diteliti oleh para ahli yang berkesimpulan bahwa kecerdasan atau intelegensi berkolerasi terhadap hasil belajar seseorang. Dalam proses belajar, fungsi utama kecerdasan ini adalah pertama mencamkan kemudian menyimpan lalu memproduksikan kesan (bahan) yang telah dipelajarinya.
Pemberian pelajaran yang bahannya disesuaikan dengan bakat anak akan secara mudah diterima oleh anak, sehingga akan memperoleh prestasi belajar yang baik.
Motivasi dalam belajar penting sekali peranannya, sebab motivasi atau dorongan dapat menimbulkan saraf seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Kemampuan kognitif terutama berperan dalam proses belajar yaitu persepsi ingatan dan berpikir.
b.     Faktor yang datang  dari luar diri siswa
Faktor ini disebut juga faktor eksternal atau faktor eksogen. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrument atau alat. Mengenai faktor-faktor lingkungan telah diakui oleh para ahli pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang di dalam mempelajarinya sesuatu.      Adapun lingkungan tersebut dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam akan berpengaruh pada fisik dan psikis individu. Misalnya seseorang yang hidup di daerah tandus. Lingkungan sosial berupa hubungan antar manusia, misalnya hubungan dengan orang tua, saudara, kerabat dekat, kelompok bermain, kelompok belajar dan sebagainya akan mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam belajarnya.

B.  Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1.  Pengertian Metode Pembelajaran
 a. Pengertian Metode
Pengertian Metode merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan Metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Djamarah ( 2002 : 85 ) “Metode adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Djamarah ( 2002 : 53 ) menyatakan :
                           Pemilihan dan penentuan Metode dalam pembelajaran harus memiliki :
1)     Nilai Strategis dari Metode
Didalam proses pembelajaran terjadi interaksi edukatif antara   anak didik dan guru. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemikiran  Metode yang kurang tepat. Oleh karena itu, Metode adalah salah satu cara yang memiliki nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis dari Metode adalah dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.
2)     Efektivitas penggunaan Metode
Penggunaan Metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Karena itu, efektivitas penggunaan Metode dapat terjadi bila ada kesesuaian Metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.
3)     Pentingnya pemilihan dan penentuan Metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.
b.     Pengertian Metode Jigsaw
Silberman (2001 : 160) “ Metode Jigsaw merupakan Metode pembelajaran dengan sistem kelompok atau bekerja secara bersama-sama sehingga siswa dapat saling membantu dan bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah dan mendiskusikan masalah dengan teman-teman yang lain”
Metode Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat elemen-elemen, diantaranya saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Nurhadi,2004 : 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang berkerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari empat atau lima orang saling membantu dalam mengidentifikasi masalah.
Menurut Zaini ( 2002 : 56-57 ) “Belajar dengan Metode Jigsaw “ Merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan bagian dari Metode tersebut tidak harus urut, setelah materi dibagi siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membahas materi tersebut, setelah selesai setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang mereka pelajari dari kelompoknya”. Dengan Metode Jigsaw ini siswa biasa saling membantu dalam memecahkan materi yang dibahas.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan golongan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topik nya untuk kemudian kepada anggota asal.
Pada Metode ini siswa belajar untuk mengeluarkan pendapat ide, siswa akan bangga terhadap penguasaan topik tertentu dan akan memberikan presentasinya kepada teman-temannya. Menurut Gardnek ( 2002 : 32 ) “ Dalam Metode Jigsaw setiap ahli dalam kelompok itu menjadi juru ( pembicara ) dalam sub unit suatu topik setelah siswa memahami bagian masing-masing “. Setiap juru mengajarkan pula kepada ahli dalam kelompok yang lain. Soal jawab atau perbincangan yang berlaku selama proses ini membolehkan juru dan ahli sama-sama memikirkan cara memecahkan masalah (tugas) yang diberi, ini meningkatkan pemahaman dan ingatan selain itu memberi peluang kepada pelajar yang kurang cemerlang dan mengajarkan mereka untuk menjadi juru dan mengajarkan pula pada siswa yang mempunyai prestasi yang baik yang secara tidak langsung meningkatkan keyakinan mereka.
Adapun ciri-ciri Metode Jigsaw menurut Nur (2001:3) diantanya yaitu :
1)     Adanya kelompok yang berdiskusi tentang materi pelajaran tertentu.
2)     Terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
3)     Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya.
4)     Para siswa akan diminta menjelaskan materi yang telah dipelajari kepada temannya.
5)     Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok.
Didalam Metode Jigsaw ini terdapat kelebihan maupun kelemahan penggunaan Metode pembelajaran ini diantaranya sebagai berikut :
1.      Kelebihan Metode Jigsaw :
a. Menurut Nurhadi (2001:3) :
1).  Meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi yang ditugaskan.                                                                              
2). Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap  pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
3). Guru berperan sebagai pendamping, penolong dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
4). Melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
5).  Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
b. Menurut Ibrahim, dkk (2003:120-121) :
            Bahwa kelebihan dari belajar Jigsaw yaitu dapat mengembangkan tingkah laku dan hubungan yang lebih baik antar siswa dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar dari pada dari Guru.
c. Menurut Ratumanan (2002:63) :
            Menyatakan bahwa kelebihan Jigsaw bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar Jigsaw dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
2.     Kelemahan Metode Jigsaw :
a)     Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan anggotanya lemah semua.
b)     Penugasan anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajarinya.
c)     Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
d)     Siswa memilki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tenaga ahli sehingga dimungkinkan terjadi kesalahan.
e)     Awal pengguanaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang.
c. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Jigsaw
Penerapan Metode Jigsaw di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi, rasa tanggungjawab siswa, melatih siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, pemerataan penguasaan materi, serta mengembangkan tingkah laku dan hubungan yang lebih baik antar siswa sehungga dapat tercapai Hasil Belajar yang lebih baik.
Peningkatan hasil belajar siswa salah satunya  dengan memaksimalkan dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan  atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar  IPS di kelas.
Penggunaan Metode pembelajaran yang tepat akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dengan Metode yang diajarkan oleh guru.
Metode Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat elemen-elemen,diantaranya saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan Nurhadi (2004 : 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang bekerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari empat atau lima orang saling membantu dalam mengidentifiasi masalah.
Dengan Metode Jigsaw ini siswa bisa saling membantu dalam memecahkan materi yang di bahas.

C.    Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono ( 2008 : 47 ) “ Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting”.
Metode Jigsaw merupakan suatu bentuk penyajian pelajaran dengan cara bekerja kelompok yang biasanya terdiri dari empat orang atau lima orang yang saling membantu memecahkan dan mendiskusikan masalah bersama. Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa sehingga siswa akan aktif, akrab dan dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil yang dicapai kemungkinan akan lebih baik.
D.  Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002 : 62), “ Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul “.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Diduga dari Penerapan Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran  2012/2013.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Nurul Khoir Pamarayan Kabupaten Serang, yang didasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa permasalahan akademik yang perlu di tingkatkan. Selain itu sekolah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti sehingga efisien waktu dan mudah dalam mendapatkan data.
    b. Waktu Penelitian
 Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan yang berjumlah 34 siswa sementara Guru kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan sebagai partner kolaborasi sekaligus sebagai triangulasi sumber data.
B.  Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Berdasarkan tujuan penelitian, maka jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat untuk mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada. Penelitian ini menggunakan pola penelitian siklus. Dengan pola penelitian ini peneliti memiliki kebebasan untuk mengulang kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendapatkan kemantapan atau mengubah hal-hal yang tidak tepat untuk lebih disesuaikan dengan kenyataan yang ada.
Dalam penelitian ini, tugas peneliti adalah untuk menyusun rencana kegiatan, melaksanakan tindakan pembelajaran dengan subyek penelitian dan akhirnya melaporkan hasil penelitian

C.  Langkah – langkah Tindakan Per Siklus
Prosedur penelitian dilakukan melalui dua siklus  di mana pada setiap siklus terdiri dari empat  tahap sesuai dengan model tindakan yang digunakan, yakni  perencanaan (planning), melakukan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa pada saat pembelajaran mata pelajaran IPS dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah proses pembelajaran selesai.
a.    Pra Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap pra penelitian, pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1)         Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2)         Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.
3)         Menentukan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
4)         Mempersiapkan buku sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
5)         Mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok heterogen berjumlah 4-5 orang, berdasarkan hasil tes Ulangan Akhir  Semester  Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
6)         Mengumpulkan seluruh siswa dan menjelaskan maksud, serta langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Ketentuan yang harus diperhatikan setiap siswa sebagai anggota kelompok sebagai berikut :
a.          Anggota kelompok yang pandai dituntut untuk memberitahu teman yang belum mengerti. Sedangkan teman yang belum mengerti hendaknya bertanya kepada teman yang sudah mengerti.
b.          Setiap siswa harus memperhatikan dengan baik saat guru sedang menyampaikan materi pelajaran.
c.          Setiap anggota kelompok harus berani menyampaikan pendapat atau gagasan dan pertanyaan, serta mendengarkan dengan baik penjelasan temannya pada saat belajar dalam kelompok.
b.     Perencanaan Siklus Satu
Adapun tahap-tahap perencanaan dari siklus satu, adalah sebagai berikut :
1)       Menetapkan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus satu.
2)      Menyusun sekenario pembelajaran menggunakan pembelajaran Tipe Jigsaw  sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.
3)      Menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) yang akan diberikan kepada siswa pada saat belajar dalam kelompok (diskusi).
4)      Mempersiapkan lembar pengamatan lapangan.
5)      Mempersiapkan perangkat tes hasil tindakan.
c.    Pelaksanaan Tindakan Siklus Satu                                                                                                                                                                                   
Pelaksanaan tindakan siklus satu berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti uraian kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran. Adapun kegiatannya  secara garis besar sebagai berikut :
1)       Presentasi kelas
                     Presentasi kelas dilakukan secara klasikal, yaitu meliputi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas.
2)      Belajar kelompok
Setelah penyajian materi dilakukan, siswa diberi lembar kegiatan yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap kelompok akan membahas lembar kegiatan siswa yang berisi pertanyaan dan harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi dalam kelompok.
3)       Tes individual
Setelah siswa belajar dalam kelompok, selanjutnya akan diberi tes secara individu. Tes yang diberikan pada penelitian berupa tes pada setiap akhir siklus. Teks akhir dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, serta menentukan poin peningkatan individu yang menentukan status kelompok dalam pemberian penghargaan.
Hasil tes secara individu ini akan diberi skor peningkatan individu dan juga untuk menentukan kelompok terbaik.
4)       Pemberian penghargaan
Setelah dilakukan perhitungan skor peningkatan individu, maka ditentukan siapa yang mendapat poin terbanyak akan diberi penghargaan dan pengakuan sebagai kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang ada. Penghargaan dilakukan dalam bentuk tertulis berupa pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman setiap kali kegiatan pembelajaran belangsung.
d.    Pengamatan (Observasi) Siklus Satu
Pengamatan ialah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Pengamatan pada kegiatan siklus satu dilakukan menggunakan lembar pengamatan lapangan yang telah disiapkan.
e.    Refleksi Siklus Satu
       Refleksi ialah kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan lembar pengamatan lapangan, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
f.    Perencanaan Siklus Dua
       Perencanaan di dalam siklus dua dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1)       Mendiskusikan kembali dengan siswa prihal kegiatan di dalam siklus satu, menentukan kekurangan dan kelebihannnya, serta menetapkan kembali rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus dua.
2)      Menyusun kembali skenario pembelajaran yang akan dilakukan di dalam siklus dua dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sesuai dengan materi berikutnya yang telah ditetapkan.
3)      Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan pada siswa, ketika mereka belajar dalam kelompok (diskusi) di dalam siklus dua.
4)      Mempersiapkan kembali lembar pengamatan lapangan.
5)      Mempersiapkan kembali perangkat tes hasil tindakan.
g.    Pelaksanaan Tindakan Siklus Dua
Pelaksanaan tindakan siklus dua, berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya. Prosesnya mengikuti uraian kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran. Adapun kegiatannya  secara garis besar sebagai berikut :
1)       Presentasi kelas
 Presentasi kelas dilakukan secara klasikal, yaitu meliputi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas.
2)      Belajar kelompok
Setelah penyajian materi dilakukan, siswa diberi lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap kelompok akan membahas lembar kegiatan yang berisi pertanyaan dan harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi dalam kelompok.
3)       Tes individual
Setelah siswa belajar dalam kelompok, selanjutnya mereka akan diberikan tes secara individu. Hasil tes secara individu ini kemudian diberi skor untuk  peningkatan individu dan juga untuk menentukan kelompok terbaik.
4)       Pemberian penghargaan
 Setelah dilakukan perhitungan skor peningkatan individu, maka ditentukan siapa yang mendapat poin terbanyak, akan diberi penghargaan dan pengakuan sebagai kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang ada. Penghargaan kembali dilakukan dalam bentuk tertulis berupa pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman setiap kali kegiatan pembelajaran berlangsung.
h.    Pengamatan (Observasi) Siklus Dua
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pengamatan merupakan kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Pengamatan pada kegiatan siklus dua dilakukan menggunakan lembar pengamatan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya.
i.     Refleksi Siklus Dua
       Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi pada siklus dua dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan lembar pengamatan lapangan, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi sebagai hasil akhir kegiatan tindakan.
j.    Jenis Data dan Sumber Data
       Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2002:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam menentukan sumberdata,peneliti harus benar-benar memperhatikan subyek dan informan. Subyek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan adalah orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Perilaku guru dalam pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh kolaborator dan siswa.                                                   
b.   Perilaku siswa dalam pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan  oleh guru dan kolaborator.
c.    Situasi kelas saat pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan kolaborator.
d.   Hasil belajar IPS siswa sebagai dampak pembelajaran tindakan  dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir.

k.    Teknik Pengumpulan Data
       Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar di kelas.
b.   Wawancara 
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat pengamatan berlangsung.
c.    Tes
Metode tes untuk mengumpulkan data tes hasil belajar IPS dengan  menggunakan Metode Jigsaw.
d.   Catatan lapangan
Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar observasi maupun wawancara, dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian.
e.   Dokumentasi
Dokumentasi merupakan Metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu berupa buku pribadi, buku latihan dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013.
l.     Validitas Data
      Menurut Sugiyono ( 2008:173 ) instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar data yang digali dan dikumpulkan selama penelitian terjamin kemantapannya dipilih cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Penelitian ini akan menggunakan triangulasi untuk menguji keabsahan data.
      Menurut Sugiyono ( 2008: 330 ) Triangulasi dalam teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008:373). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, tes, catatan lapangan dan dokumentasi.
m.     Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus III. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model Miles dan Huberman (1992) menggunakan model interaktif yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan pengolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaa, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna. Sedangkan data yang diperoleh dari tes I, tes II, tes III dan data pengamatan dengan lembar penilaian dianalisis secara kuantitatif. Perbandingan antara nilai rata-rata kelas dan simpangan baku antara tes I, tes II, dan tes III digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan nilai. Jika nilai rata-rata kelas pada tes III lebih besar dari tes I dan tes II dan simpangan baku pada tes III lebih kecil dari tes I dan tes II, maka ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan Metode Jigsaw.
n.    Instrumen Penelitian
      Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa atau tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran IPS, oleh karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Kelengkapan lain yang menunjang  jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan Metode Jigsaw  adalah:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran
b.Kertas lembar diskusi dan lembar jawaban .
c.    Lembar pengamatan terhadap guru, siswa dan situasi kelas.
d.   Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidol, dll

D.   Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dalam penelitian kelas ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013 diharapkan mengalami peningkatan minimal 70.
( Dari Berbagai Sumber )

No comments:

Post a Comment