BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan adalah Bimbingan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.Pendidikan merupakan suatu hal
yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik
dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai Negara yang
berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang
dapat diandalkan. Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia berkualitas
yang dapat diandalkan adalah melalui pendidikan. Sekolah sebagai salah satu
pendidikan formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia. Sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, telah digariskan bahwa :
“Pendidikan nasional bertujuan
mencerdaskan bangsa dari mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Salah satu indikasi pencapaian proses
pendidikan tersebut adalah terwujudnya hasil belajar siswa yang memuaskan.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila tercapai hasil belajar yang baik
atau siswa mendapatkan nilai diatas rata-rata. Namun, peserta didik akan
menemui hal-hal yang akan mendukung maupun menghambat mereka dalam mencapai
prestasi belajar yang memuaskan.
Perbedaan hasil belajar bagi siswa
disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain kematangan akibat kemajuan, umur
kronologis, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang
pelajaran atau jenis mata pelajaran yang diberikan. Pada proses pencapaian
hasil belajar yang baik, diperlukan juga suatu latihan dan ulangan terhadap
suatu pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan karena seringnya siswa berlatih
akan menjadikan ia semakin menguasai pelajaran tertentu.
Melalui usaha pendidikan diharapkan
kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun
kenyataannya siswa sekarang ini berkembang lambat. Hal ini dikarenakan sistem
pendidikan yang senantiasa bergantung pendidik. Akibatnya siswa kurang
bersemangat untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Siswa kurang memiliki
tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang
sifatnya inovatif pun terkesan lambat.
Menurut Sujanto (1996:53) “pelaksanaan
pengajaran sering hanya si guru mendikte dan si anak yang mencatat dan kemudian
menghafalkannya sama seperti bunyi catatan dan sama sekali tidak ada kaitan
dengan pengertian ataupun perubahan perbuatan anak karenanya”.
Berkaitan
dengan masalah di atas dapat di simpulkan ada penyebab terjadinya kesenjangan
diantaranya, 1) Siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi ajar yang
diberikan oleh guru. Siswa juga malu untuk bertanya kepada guru dan teman.
Sehingga menyebabkan siswa tidak mampu memecahkan soal yang diberikan oleh
guru. 2) Pembelajaran masih bersifat
Metode konvensional yang didominasi
ceramah tidak mengaktifkan belajar siswa. Keadaan seperti ini membuat
siswa yang belajar secara individu kurang melibatkan interaksi sehingga
menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar terutama
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 3) Hasil belajar IPS siswa kelas VIII
yang rendah, diambil dari nilai hasil
ulangan harian IPS yaitu rata-rata kelas 4,5. Padahal KKM yang telah ditetapkan
sekolah adalah 6,5. Dari 34 siswa kelas VIII hanya terdapat 10 siswa yang mendapat nilai diatas KKM.
Sedangkan 24 siswa yang lain mendapatkan nilai dibawah KKM. Jika
diprosentasekan yang mendapat nilai diatas KKM hanya 29%.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut,
maka perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat
meningkatkan keaktifan pemahaman serta hasil belajar IPS siswa. Para guru terus
berusaha menyusun dan menerapkan berbagai strategi yang bervariasi agar siswa
tertarik dan bersemangat dalam belajar IPS. Salah satunya dengan menerapkan
metode pembelajaran Jigsaw.
Kelebihan dari metode Jigsaw menurut Nurhadi
(2001:3), Ibrahim dkk (2003:120-121), dan Ratumanan (2002:63) pada
intinya mengatakan bahwa Metode Jigsaw dapat meningkatkan Prestasi belajar
siswa.
Sesuai dengan uraian diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan hasil
belajar IPS Ekonomi pada siswa kelas
VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Kabupaten
Serang”.
B.
Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam peneliti ini
adalah:
1. Subyek penelitian
yaitu siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan
2. Metode pembelajaran
sebagai tindakan dalam penelitian ini adalah
Metode pembelajaran Jigsaw.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa ?
Kemudian
rumusan ini dapat dirinci menjadi permasalahan khusus, sebagai berikut :Apakah
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya pelajaran IPS
ekonomi di kelas VIII MTs Nurul Khoir
Pamarayan ?.
D.
Tujuan Penelitian
Secara
umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa. Kemudian secara khusus tujuan dari penelitian ini dapat dirinci menjadi
sebagai berikut :
Untuk
mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan belajar
siswa Khususnya pelajaran IPS ekonomi di
kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan.
E.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan
memberikan manfaat bagi pihak yang terkait yaitu:
1. Bagi Guru
Sebagai pertimbangan Guru dalam
pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah yang
lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih metode pembelajaran
yang tepat sehingga Hasil belajar dapat tercapai maksimal.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sumbangan
informasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw yang dapat
diterapkan di sekolah.
3. Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran
ini diharapkan siswa :
a.
Terbiasa
untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
b.
Berani
untuk menyampaikan pendapat
c.
Terbiasa
belajar kritis
d.
Lebih
mudah memahami pelajaran, tidak hanya menghafal
e.
Dengan
adanya metode-metode pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan
siswa yang cerdas dan berprestasi.
4.
Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.
F.
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini menggunakan
sistematika penulisan dengan lima bab yaitu sebagai berikut:
BAB
I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini
penulis memberikan pedoman keseluruhan isi skripsi
secara garis besar, dengan menggunakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, sistematika laporan.
BAB
II : LANDASAN
TEORI
Dalam
Bab ini membahas masalah teori-teori yang melandasi penelitian
ini, yaitu meliputi masalah kemampuan kognitif siswa,metode
pembelajaran, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB
III : METODE
PENELITIAN
Dalam Bab ini
berisi setting penelitian, metode penelitian, prosedur
penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, validitas data, teknik analisis data, instrument penelitian, indikator pencapaian
BAB IV :
ANALISIS DATA
Pada bab ini berisikan deskripsi
data,hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V :
PENUTUP
ini adalah bab akhir yang terdiri atas
kesimpulan dan saran.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Hakikat Kemampuan Kognitif Siswa
1.
Pengertian
Hasil Belajar IPS
a. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar itu terjadi dimana
saja, baik secara formal, informal
maupun non formal. Seseorang yang dikatakan telah belajar sesuatu kalau
terjadi perubahan tentunya, misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca,
dari tidak dapat menghitung menjadi dapat menghitung. Namun, dari semua yang
bersangkutan berusaha untuk hal yang di harapkan.
Oleh karena itu,agar kita memperoleh
sesuatu pengertian yang jelas mengenai belajar maka di bawah ini perlu dikutip
dari para ahli dalam memberi pengertian mengenai belajar.”Pengertian belajar
menurut teori konektionisme adalah impuls untuk bertindak (impuls to action) atau belajar adalah penentuan hubungan antara
stimulus dan respon,antar aksi dan reaksi”(Sardiman,2001:33).
b. Pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial
A.Kosasi Djahiri (1983) merumuskan
bahwa “IPS merupakan Ilmu Pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan
dari cabang ilmu social dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan
prinsip-prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada
tingkat persekolahan”. Sedangkan menurut Edwin Fenton (1976) “Pelajaran IPS
diharapkan bukan hanya penanaman,pembinaan pengetahuan konsepsional
belaka,melainkan ialah pembinaan sikap terhadap nilai-nilai praktis
(oprasional) dari pada konsep tersebut serta kemahiran penerapannya sebagai
insan sosial”.
Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa pengajaran IPS bukan sekadar menyodorkan serentetan
konsep-konsep saja,melainkan kemampuan guru dan siswa menarik nilai/arti yang
terkandung dalam konsep,serta bagaimana cara menerapkannya.
c. Pengertian Ekonomi
Suparmo (2004 : 3) menyatakan bahwa “Ekonomi
adalah salah satu cabang pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan
yang bersifat terbatas”. Sedangkan menurut Mankiw (2000:3) “Ekonomi adalah
studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu
terbatas atau angka”.
Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu atau seni tentang upaya manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak. Bervariasi dan berkembang dengan
sumberdaya yang meliputi pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan
distribusi.
d. Pengertian Hasil
Belajar
Setiap orang yang melakukan kegiatan
tentu akan memperoleh hasil. Demikian dengan kegiatan belajar di sekolah, tentu
akan memperoleh hasil yang berupa hasil belajar. Belajar sebagai suatu proses
akan menghasilkan permasalahan yang berupa pengetahuan sikap atau nilai dan
keterampilan. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang
dihasilkannya. Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang telah dicapai. Hasil
belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan
oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test yang diberikan guru.
Hasil belajar mempunyai beberapa
fungsi,menurut Arifin (2000: 84) fungsi
belajar sebagai berikut :
1) Indikator kualitas
dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
2)
Suatu
usaha penguasaan hasrat ingin tahu.
3)
Bahan
informasi dan inovasi pendidikan.
4)
Indikator
intern dan ekstern dari institusi penelitian
Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini
bertujuan untuk melihat hasil kemajuan siswa MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun
Pelajaran 2012/2013 dengan penguasaan mata pelajaran IPS dalam pokok bahasan
tertentu.
Jadi hasil belajar IPS adalah hasil
maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan atau
tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar
IPS di kelas.
Bidang
efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan bidang efektif yaitu :
1)
Receiving atau
Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk
masalah situasi atau gejala.
2)
Responding
atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar.
3)
Valuing
atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulasi.
4)
Organizing atau
organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk
menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan dan prioritas
nilai yang telah dimiliki.
5)
Karakteristik
nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
b.
Tipe
hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak
dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :
1) gerakan reflek
2) ketrampilan pada
gerakan-gerakan dasar
3) kemampuan berseptual
termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motorik dan
lain-lain.
4) kemampuan di bidang
fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-lain.
5) gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang komplek.
6) Kemampuan seperti
gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya.
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Hasil Belajar
Agar belajar dapat berhasil, perlu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua faktor yang
mempengaruhi hasil belajar individu, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2006
: 39) “Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama
yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar
diri siswa itu sendiri atau dari faktor lingkungan”.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Faktor
dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri
siswa bisa disebut faktor internal atau endogen. Faktor ini meliputi kondisi
individu si pelajar atau kondisi fisiologis, kondisi panca indera dan kondisi
psikologis. Kondisi fisiologis meliputi keadaan jasmani pada umumnya, misalnya
anak yang badannya segar berbeda dengan anak yang dalam keadaan lelah, anak
yang terpenuhi gizinya berbeda dengan anak yang kekurangan gizi dan sebagainya.
Kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran jika hal ini
terganggu maka akan berpengaruh terhadap aktivitas belajarnya . kondisi
psikologis terutama berhubungan dengan minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan kognitif siswa.
Bagi anak yang minatnya besar terhadap
suatu pelajaran akan mencapai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
anak yang tidak berminat. Anak yang memiliki minat yang tinggi berarti
mempunyai perhatian yang tinggi terhadap bahan yang dipelajari. Sebaliknya anak
yang kurang minatnya akan kurang pula perhatiannya terhadap bahan pelajaran.
Mengenai kecerdasan telah diteliti oleh
para ahli yang berkesimpulan bahwa kecerdasan atau intelegensi berkolerasi
terhadap hasil belajar seseorang. Dalam proses belajar, fungsi utama kecerdasan
ini adalah pertama mencamkan kemudian menyimpan lalu memproduksikan kesan
(bahan) yang telah dipelajarinya.
Pemberian pelajaran yang bahannya
disesuaikan dengan bakat anak akan secara mudah diterima oleh anak, sehingga
akan memperoleh prestasi belajar yang baik.
Motivasi dalam belajar penting sekali
peranannya, sebab motivasi atau dorongan dapat menimbulkan saraf seseorang
untuk melakukan kegiatan belajar. Kemampuan kognitif terutama berperan dalam
proses belajar yaitu persepsi ingatan dan berpikir.
b.
Faktor
yang datang dari luar diri siswa
Faktor ini disebut juga faktor
eksternal atau faktor eksogen. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu faktor lingkungan dan faktor instrument atau alat. Mengenai faktor-faktor
lingkungan telah diakui oleh para ahli pendidikan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keberhasilan seseorang di dalam mempelajarinya sesuatu. Adapun lingkungan tersebut dibedakan
menjadi dua yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam akan
berpengaruh pada fisik dan psikis individu. Misalnya seseorang yang hidup di
daerah tandus. Lingkungan sosial berupa hubungan antar manusia, misalnya
hubungan dengan orang tua, saudara, kerabat dekat, kelompok bermain, kelompok
belajar dan sebagainya akan mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam
belajarnya.
B. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
1.
Pengertian Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode
Pengertian Metode
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena Metode adalah salah
satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan Metode secara akurat, guru
akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Djamarah ( 2002 : 85 ) “Metode
adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”. Djamarah ( 2002 : 53 ) menyatakan :
Pemilihan dan
penentuan Metode dalam pembelajaran harus memiliki :
1)
Nilai
Strategis dari Metode
Didalam proses pembelajaran terjadi
interaksi edukatif antara anak didik
dan guru. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya
disebabkan oleh pemikiran Metode yang
kurang tepat. Oleh karena itu, Metode adalah salah satu cara yang memiliki
nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis dari Metode
adalah dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.
2)
Efektivitas
penggunaan Metode
Penggunaan Metode yang tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang
dirumuskan. Karena itu, efektivitas penggunaan Metode dapat terjadi bila ada
kesesuaian Metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.
3)
Pentingnya
pemilihan dan penentuan Metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh
setiap pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Guru sebagai salah
satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.
b.
Pengertian
Metode Jigsaw
Silberman (2001 : 160) “ Metode Jigsaw
merupakan Metode pembelajaran dengan sistem kelompok atau bekerja secara
bersama-sama sehingga siswa dapat saling membantu dan bertukar pikiran dalam
memecahkan suatu masalah dan mendiskusikan masalah dengan teman-teman yang lain”
Metode Jigsaw merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat elemen-elemen, diantaranya
saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas
individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Nurhadi,2004
: 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang
berkerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari
empat atau lima orang saling membantu dalam mengidentifikasi masalah.
Menurut Zaini ( 2002 : 56-57 ) “Belajar
dengan Metode Jigsaw “ Merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan bagian
dari Metode tersebut tidak harus urut, setelah materi dibagi siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membahas materi
tersebut, setelah selesai setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok
lain untuk menyampaikan apa yang mereka pelajari dari kelompoknya”. Dengan
Metode Jigsaw ini siswa biasa saling membantu dalam memecahkan materi yang
dibahas.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok
induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan latar belakang
keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan golongan dari beberapa ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa terdiri dari anggota kelompok asal yang
berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan
menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topik nya untuk kemudian
kepada anggota asal.
Pada Metode ini siswa belajar untuk
mengeluarkan pendapat ide, siswa akan bangga terhadap penguasaan topik tertentu
dan akan memberikan presentasinya kepada teman-temannya. Menurut Gardnek ( 2002
: 32 ) “ Dalam Metode Jigsaw setiap ahli dalam kelompok itu menjadi juru (
pembicara ) dalam sub unit suatu topik setelah siswa memahami bagian
masing-masing “. Setiap juru mengajarkan pula kepada ahli dalam kelompok yang
lain. Soal jawab atau perbincangan yang berlaku selama proses ini membolehkan
juru dan ahli sama-sama memikirkan cara memecahkan masalah (tugas) yang diberi,
ini meningkatkan pemahaman dan ingatan selain itu memberi peluang kepada
pelajar yang kurang cemerlang dan mengajarkan mereka untuk menjadi juru dan mengajarkan
pula pada siswa yang mempunyai prestasi yang baik yang secara tidak langsung
meningkatkan keyakinan mereka.
Adapun ciri-ciri Metode Jigsaw menurut
Nur (2001:3) diantanya yaitu :
1) Adanya kelompok yang
berdiskusi tentang materi pelajaran tertentu.
2) Terdapat kelompok
asal dan kelompok ahli.
3) Para siswa memiliki
tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya.
4) Para siswa akan
diminta menjelaskan materi yang telah dipelajari kepada temannya.
5) Para siswa harus
membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota
kelompok.
Didalam Metode Jigsaw ini terdapat
kelebihan maupun kelemahan penggunaan Metode pembelajaran ini diantaranya
sebagai berikut :
1. Kelebihan Metode Jigsaw
:
a. Menurut Nurhadi (2001:3) :
1).
Meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
2). Meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain.
3). Guru berperan sebagai pendamping,
penolong dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang
bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
4). Melatih siswa untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpendapat.
5).
Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat.
b. Menurut Ibrahim, dkk (2003:120-121)
:
Bahwa
kelebihan dari belajar Jigsaw yaitu dapat mengembangkan tingkah laku dan
hubungan yang lebih baik antar siswa dan dapat mengembangkan kemampuan akademis
siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar dari pada
dari Guru.
c. Menurut Ratumanan (2002:63) :
Menyatakan
bahwa kelebihan Jigsaw bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar Jigsaw dapat
memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
2. Kelemahan Metode
Jigsaw :
a)
Pembagian
kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan anggotanya lemah semua.
b)
Penugasan
anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan
kompetensi yang harus dipelajarinya.
c)
Siswa
yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi.
d)
Siswa
memilki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk
menjelaskan materi ketika sebagai tenaga ahli sehingga dimungkinkan terjadi
kesalahan.
e)
Awal
pengguanaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang
cukup dan persiapan yang matang.
c. Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa
Dengan Menggunakan Metode Jigsaw
Penerapan Metode Jigsaw di sekolah
diharapkan dapat meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi, rasa
tanggungjawab siswa, melatih siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, pemerataan
penguasaan materi, serta mengembangkan tingkah laku dan hubungan yang lebih
baik antar siswa sehungga dapat tercapai Hasil Belajar yang lebih baik.
Peningkatan hasil belajar siswa salah
satunya dengan memaksimalkan dari suatu
pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa
setelah melalui proses belajar mengajar
IPS di kelas.
Penggunaan Metode pembelajaran yang
tepat akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa tidak akan
merasa jenuh dengan Metode yang diajarkan oleh guru.
Metode Jigsaw merupakan salah satu
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat elemen-elemen,diantaranya
saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas
individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan Nurhadi (2004
: 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang
bekerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari empat
atau lima orang saling membantu dalam mengidentifiasi masalah.
Dengan Metode Jigsaw ini siswa bisa
saling membantu dalam memecahkan materi yang di bahas.
C.
Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono ( 2008 : 47 ) “
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang
penting”.
Metode Jigsaw merupakan suatu bentuk
penyajian pelajaran dengan cara bekerja kelompok yang biasanya terdiri dari
empat orang atau lima orang yang saling membantu memecahkan dan mendiskusikan
masalah bersama. Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa sehingga siswa akan
aktif, akrab dan dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil yang dicapai
kemungkinan akan lebih baik.
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002 :
62), “ Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul “.
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah “Diduga dari Penerapan Metode Jigsaw dapat Meningkatkan
Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di MTs Nurul Khoir Pamarayan Kabupaten Serang, yang didasarkan atas
pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa permasalahan akademik
yang perlu di tingkatkan. Selain itu sekolah tersebut mudah dijangkau oleh
peneliti sehingga efisien waktu dan mudah dalam mendapatkan data.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013. Subyek Penelitian
Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan yang
berjumlah 34 siswa sementara Guru kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan sebagai
partner kolaborasi sekaligus sebagai triangulasi sumber data.
B.
Metode Penelitian
Penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research)
yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Berdasarkan tujuan penelitian,
maka jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif,
akan tetapi lebih bersifat untuk mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang
ada. Penelitian ini menggunakan pola penelitian siklus. Dengan pola penelitian
ini peneliti memiliki kebebasan untuk mengulang kegiatan yang sudah dilakukan
untuk mendapatkan kemantapan atau mengubah hal-hal yang tidak tepat untuk lebih
disesuaikan dengan kenyataan yang ada.
Dalam
penelitian ini, tugas peneliti adalah untuk menyusun rencana kegiatan,
melaksanakan tindakan pembelajaran dengan subyek penelitian dan akhirnya
melaporkan hasil penelitian
C.
Langkah – langkah Tindakan Per Siklus
Prosedur penelitian dilakukan melalui
dua siklus di mana pada setiap siklus
terdiri dari empat tahap sesuai dengan
model tindakan yang digunakan, yakni perencanaan (planning), melakukan tindakan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Aspek yang diamati dalam
setiap siklusnya adalah kegiatan atau aktifitas siswa pada saat pembelajaran
mata pelajaran IPS dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah proses pembelajaran selesai.
a. Pra Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap pra penelitian, pada
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1)
Merencanakan
model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2)
Menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.
3)
Menentukan
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw.
4)
Mempersiapkan
buku sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
5)
Mengelompokkan
siswa dalam beberapa kelompok heterogen berjumlah 4-5 orang, berdasarkan hasil
tes Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.
6)
Mengumpulkan
seluruh siswa dan menjelaskan maksud, serta langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Ketentuan yang harus diperhatikan
setiap siswa sebagai anggota kelompok sebagai berikut :
a.
Anggota kelompok
yang pandai dituntut untuk memberitahu teman yang belum mengerti. Sedangkan
teman yang belum mengerti hendaknya bertanya kepada teman yang sudah mengerti.
b.
Setiap siswa
harus memperhatikan dengan baik saat guru sedang menyampaikan materi pelajaran.
c.
Setiap anggota
kelompok harus berani menyampaikan pendapat atau gagasan dan pertanyaan, serta
mendengarkan dengan baik penjelasan temannya pada saat belajar dalam kelompok.
b.
Perencanaan Siklus Satu
Adapun tahap-tahap perencanaan dari siklus satu,
adalah sebagai berikut :
1)
Menetapkan
rancangan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam
siklus satu.
2)
Menyusun
sekenario pembelajaran menggunakan pembelajaran Tipe Jigsaw sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.
3)
Menyusun lembar
kegiatan siswa (LKS) yang akan diberikan kepada siswa pada saat belajar dalam
kelompok (diskusi).
4)
Mempersiapkan
lembar pengamatan lapangan.
5)
Mempersiapkan
perangkat tes hasil tindakan.
c. Pelaksanaan Tindakan Siklus Satu
Pelaksanaan tindakan siklus satu berupa penerapan
kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti
uraian kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran. Adapun
kegiatannya secara garis besar sebagai
berikut :
1)
Presentasi kelas
Presentasi kelas dilakukan secara klasikal,
yaitu meliputi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dibahas.
2)
Belajar kelompok
Setelah penyajian materi
dilakukan, siswa diberi lembar kegiatan yang harus dikerjakan secara kelompok.
Setiap kelompok akan membahas lembar kegiatan siswa yang berisi pertanyaan dan
harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi dalam
kelompok.
3)
Tes individual
Setelah siswa belajar dalam kelompok, selanjutnya
akan diberi tes secara individu. Tes yang diberikan pada penelitian berupa tes
pada setiap akhir siklus. Teks akhir dilakukan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPS siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw, serta menentukan poin peningkatan individu
yang menentukan status kelompok dalam pemberian penghargaan.
Hasil tes secara individu ini
akan diberi skor peningkatan individu dan juga untuk menentukan kelompok
terbaik.
4)
Pemberian
penghargaan
Setelah dilakukan perhitungan
skor peningkatan individu, maka ditentukan siapa yang mendapat poin terbanyak
akan diberi penghargaan dan pengakuan sebagai kelompok terbaik berdasarkan
kriteria yang ada. Penghargaan
dilakukan dalam bentuk tertulis berupa pengumuman yang ditempel pada papan
pengumuman setiap kali kegiatan pembelajaran belangsung.
d. Pengamatan (Observasi) Siklus Satu
Pengamatan ialah kegiatan
mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan.
Pengamatan pada kegiatan siklus satu dilakukan menggunakan lembar pengamatan lapangan
yang telah disiapkan.
e. Refleksi Siklus Satu
Refleksi ialah kegiatan menganalisis,
memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan lapangan.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan lembar pengamatan
lapangan, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi
sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
f.
Perencanaan Siklus Dua
Perencanaan di dalam siklus dua
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1)
Mendiskusikan
kembali dengan siswa prihal kegiatan di dalam siklus satu, menentukan
kekurangan dan kelebihannnya, serta menetapkan kembali rancangan pembelajaran
yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan dalam siklus dua.
2)
Menyusun kembali
skenario pembelajaran yang akan dilakukan di dalam siklus dua dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sesuai dengan materi
berikutnya yang telah ditetapkan.
3)
Menyusun lembar
kegiatan yang akan diberikan pada siswa, ketika mereka belajar dalam kelompok
(diskusi) di dalam siklus dua.
4)
Mempersiapkan
kembali lembar pengamatan lapangan.
5)
Mempersiapkan
kembali perangkat tes hasil tindakan.
g. Pelaksanaan Tindakan Siklus Dua
Pelaksanaan tindakan siklus dua, berupa penerapan
kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya.
Prosesnya mengikuti uraian kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran.
Adapun kegiatannya secara garis besar
sebagai berikut :
1)
Presentasi kelas
Presentasi kelas dilakukan secara klasikal,
yaitu meliputi penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan materi yang akan
dibahas.
2)
Belajar kelompok
Setelah penyajian materi
dilakukan, siswa diberi lembar kegiatan siswa yang harus dikerjakan secara
kelompok. Setiap kelompok akan membahas lembar kegiatan yang berisi pertanyaan
dan harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerjasama serta saling berdiskusi
dalam kelompok.
3)
Tes individual
Setelah siswa belajar dalam
kelompok, selanjutnya mereka akan diberikan tes secara individu. Hasil tes
secara individu ini kemudian diberi skor untuk
peningkatan individu dan juga untuk menentukan kelompok terbaik.
4)
Pemberian
penghargaan
Setelah dilakukan perhitungan skor peningkatan
individu, maka ditentukan siapa yang mendapat poin terbanyak, akan diberi
penghargaan dan pengakuan sebagai kelompok terbaik berdasarkan kriteria yang
ada. Penghargaan
kembali dilakukan dalam bentuk tertulis berupa pengumuman yang ditempel pada
papan pengumuman setiap kali kegiatan pembelajaran berlangsung.
h. Pengamatan (Observasi) Siklus Dua
Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa pengamatan merupakan kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu
yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Pengamatan pada kegiatan siklus dua
dilakukan menggunakan lembar pengamatan lapangan yang telah disiapkan
sebelumnya.
i. Refleksi Siklus Dua
Seperti
telah disebutkan sebelumnya bahwa refleksi merupakan kegiatan menganalisis,
memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Refleksi pada
siklus dua dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan lembar pengamatan
lapangan, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi
sebagai hasil akhir kegiatan tindakan.
j. Jenis
Data dan Sumber Data
Lofland dan Lofland (dalam Moleong,
2002:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Dalam menentukan sumberdata,peneliti harus benar-benar memperhatikan
subyek dan informan. Subyek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan
adalah orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang
diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir
Pamarayan.
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perilaku guru dalam
pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh kolaborator dan siswa.
b. Perilaku siswa dalam pembelajaran
tindakan, yang penilaiannya dilakukan
oleh guru dan kolaborator.
c. Situasi kelas saat
pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan kolaborator.
d. Hasil belajar IPS siswa sebagai dampak
pembelajaran tindakan dalam mengerjakan
soal-soal tes awal dan tes akhir.
k. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi
adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara
teliti dan sistematis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara
langsung tentang kegiatan belajar di kelas.
b. Wawancara
Wawancara
dalam penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hal-hal yang tidak dapat atau
kurang jelas diamati pada saat pengamatan berlangsung.
c. Tes
Metode
tes untuk mengumpulkan data tes hasil belajar IPS dengan menggunakan Metode Jigsaw.
d. Catatan lapangan
Pencatatan
lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar
observasi maupun wawancara, dengan demikian diharapkan tidak ada data penting
yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian.
e. Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan Metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu berupa buku pribadi,
buku latihan dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa
antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang
ada di sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar
nama siswa kelas VIII MTs Nurul Khoir Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013.
l. Validitas
Data
Menurut Sugiyono ( 2008:173 ) instrument
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Agar data yang digali dan dikumpulkan selama penelitian
terjamin kemantapannya dipilih cara-cara yang tepat untuk mengembangkan
validitas data yang diperoleh. Penelitian ini akan menggunakan triangulasi
untuk menguji keabsahan data.
Menurut Sugiyono ( 2008: 330 )
Triangulasi dalam teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008:373). Dalam penelitian ini data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, tes, catatan lapangan dan dokumentasi.
m. Teknik Analisis Data
Analisis
data dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu
dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus
III. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model Miles dan Huberman (1992)
menggunakan model interaktif yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi
data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan
pengolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam
rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara
sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaa, pelaksanaan
tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penarikan
kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan
data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna.
Sedangkan data yang diperoleh dari tes I, tes II, tes III dan data pengamatan
dengan lembar penilaian dianalisis secara kuantitatif. Perbandingan antara
nilai rata-rata kelas dan simpangan baku antara tes I, tes II, dan tes III
digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan nilai. Jika nilai rata-rata kelas
pada tes III lebih besar dari tes I dan tes II dan simpangan baku pada tes III
lebih kecil dari tes I dan tes II, maka ada peningkatan hasil belajar siswa
dengan penggunaan Metode Jigsaw.
n. Instrumen Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa atau tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran IPS,
oleh karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif.
Kelengkapan lain yang menunjang jalannya
pelaksanaan proses pembelajaran dengan Metode Jigsaw adalah:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran
b.Kertas
lembar diskusi dan lembar jawaban .
c. Lembar pengamatan
terhadap guru, siswa dan situasi kelas.
d. Media pembelajaran yang
lain seperti papan tulis, spidol, dll
D. Indikator Pencapaian
Indikator
pencapaian dalam penelitian kelas ini adalah peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran IPS dengan penerapan metode jigsaw pada siswa kelas
VIII MTs Nurul Khoir
Pamarayan Tahun Pelajaran 2012/2013 diharapkan mengalami peningkatan minimal
70.
( Dari Berbagai Sumber )
No comments:
Post a Comment