I.
Pendahuluan
Kurikulum memegang kedudukan kunci
dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses
pendidikan, yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga
pendidikan. Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam
lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional. Semua pendidikan
berkepentingan dengan kurikulum, sebab kurikulum mempunyai andil yang cukup
besar dalam melahirkan dan mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak generasi
muda yang lebih baik, lebih cerdas dan lebih berkemampuan.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral
dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan
suatu rencana pendidikan, serta proses pendidikan. Kemampuan seorang guru diuji
dalam bentuk perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan
hidup yang diterapkan di dalam kelas. Disana semua konsep, prinsip, nilai,
pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji. Perwujudan konsep, prinsip,
dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena
itu, gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum.
Sebagai alat penting dalam upaya
pencapaian tujuan pendidikan, kurikulum hendaknya berperan dan bersifat
anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kurikulum tidak boleh statis. Oleh karena itu, wajar jika kurikulum
selalu berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sedang terjadi. Pendapat sebagian masyarakat yang menyatakan
“Ganti Menteri, Ganti Kurikulum” hanyalah disebabkan karena mereka tidak
memahami alasan mendasar terjadinya pergantian tersebut. Kalau kita ingin
pendidikan maju, kita harus menerima perubahan, karena pada dasarnya yang kekal
hanyalah perubahan.
Pengembangan kurikulum merupakan
bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai dalam
pengembangan kurikulum lebih dititikberatkan pada upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Dalam Pengembangan Kurikulum, seorang pengembang kurikulum
biasanya menggunakan beberapa prinsip yang dipegangnya sebagai acuan agar
kurikulum yang duhasilkan itu memenuhi harapan siswa, pihak sekolah, orang tua,
masyarakat pengguna, dan tentunya pemerintah. Prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan
kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan
kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan
prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam suatu pengembangan kurikulumMenurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pengertian kurikulum menurut definisi
Murray Print yang mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian kurikulum adalah
sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang diberikan secara langsung kepada
siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh
semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan ( BSNP ). Konsep Dasar KTSP Dalam Standar Nasonal Pendidikan (SNP
Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-undagn No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai
berikut. 1.Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2.Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam
kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai
berikut: KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta
didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar
kompetensi lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota, dan
departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Kurikulum tingkat
satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan
dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan
kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi.
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada
setiap satuan pendidikan, dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka
mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar
setiap satuan pendidikan dan sekolah meiliki keleluasaan dalam megelola sumber
daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
II.
Prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan
kurikulum meliputi:
·
Prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan pusat
dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga perumusan komponen pendidikan harus
selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan ini
bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan
tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan pemerintah, survey
mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka, survey
tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan
penelitian.
·
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya penjabaran tujuan pendidikan ke
dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan
pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, dan
unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis.
·
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar
hendaknya mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah metode yang digunakan
cocok, apakah dengan metode tersebut mampu memberikan kegiatan yang bervariasi
untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah metode tersebut juga
memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah penggunaan metode
tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, apakah metode
tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong
berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber
belajar di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang
menekankan learning by doing, bukan hanya learning by seeing and
knowing.
·
Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu
didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk
itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media apa yang
dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa yang
membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman
bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
·
Prinsip berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi kegiatan penyusunan alat penilaian
harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari perumusan tujuan umum, menguraikan
dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan
pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain itu, terdapat bebarapa hal
yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi bagaimana
kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa lama waktu
pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid.
Dalam kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa
hal yaitu norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan
formula guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor
standar apa yang digunakan, serta untuk apa hasil tse digunakan
Menurut Drs. Subandijah,
prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:
1.
Prinsip
relevansi
Lulusan pendidikan harus memiliki
nilai relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja karena
pendidikan merupakan invested of man power resources. Untuk itu
diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang terjadi pada masa yang
akan dating. Relevansi
adalah kesesuaian dan keserasian pendidikan dengan tuntutan masyarakat
(Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan dalam hal ini berkenaan dengan:
·
Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar
peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di
sekitarnya.
·
Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang
Dalam kegiatan
pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang diajarkan kepada
peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupannya di
masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus bersifat anticipatory.
·
Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja
Hasil
pendidikan juga harus sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak
saja terkait dengan segi bahan atau isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan
pengalaman belajar.
·
Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pendidikan
harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan
sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut.
Pendidikan harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu
pengetahuan, tidak hanya sebagai konsumen iptek.
2.
Prinsip
efektitifas dan efisiensi
·
Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan
berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan
atau dicapai. Hal ini terkait dengan efektifitas mengajar guru dan efektifitas
belajar murid. Efektifitas mengajar guru dapat dicapai dengan menguasai
keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan melaksanakan proses
belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan pembinaan baik melalui
penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar murid terkait dengan
sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta
didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta
metode yang tepat.
·
Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses
belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang digunakan untuk
menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang optimal.
3.
Prinsip
kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan
kurikulum menyangkut kesaling hubungan antara berbagai tingkat dan jenis
program pendidikan atau bidang studi. Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum
harus disusun dengan mempertimbangkan :
·
Bahan pelajaran
yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah diajarkan di
sekolah sebelumnya
·
Bahan yang
sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di
sekolah yang lebih tinggi
Kesinambungan antar berbagai bidang
studi berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum harus mempertimbangkan
keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan bidang studi lainnya.
4.
Prinsip
fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang
gerak yang memberikan kebebasan guru dalam mengembangkan program pengajaran.
Guru dalam hal ini memiliki otoritas dalam pengembangan kurikulum yang sesuai
dengan minat, kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah lingkungannya.
Disamping itu, peserta didik harus diberi kebebasan dalam memilih program
pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan lingkungan dengan
membuka program-program pendidikan pilihan misalnya jurusan, program
spesialisasi, atau program keterampilan.
5.
Prinsip
berorientasi pada tujuan
Guru harus menentukan tujuan
pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini berarti bahwa guru dapat
menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran dan evaluasi yang
digunakan dalam proses belajar-mengajar.
6.
Prinsip
pendidikan seumur hidup
Dalam hal ini, pendidikan harus
dapat memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta
didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal kemampuan untuk dapat
menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.
7.
Prinsip dan
model pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum dilakukan
secara bertahap dan terus-menerus dengan mengadakan perbaikan terhadap
pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai untuk melakukan perbaikan, pemantapan
dan pengembangan lebih lanjut.
Pengembangan kurikulum adalah sebuah
proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan
didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga
dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru
melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang
dilakukan selama periode waktu tertentu.
Prinsip kurikulum dapat juga
dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut
mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan
permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
- Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
- Macam – macam prinsip kurikulum yang harus ditaati dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut:
- Prinsip relevansi
- Prinsip efektifitas
- Prinsip efisiensi
- Prinsip kesinambungan dan,
- Prinsip fleksibilitas
- Prinsip-prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa.
No comments:
Post a Comment