I.
Pendahuluan
Lima
milyar tahun yang lalu,belum terbentuk matahari. Bahkan, daerah galaksi yang
membentuk tata surya kita adalah gelap, dingin, dan hampir kosong. Awan yang
berhamburan dari gas dan debu yang mengelilingi kegelapan. Tapi tahap demi
tahap, awan menjadi matahari dan planet-planet.
Tata
surya adalah kumpulan dari benda-benda langit yang mengelilingi matahari
sesuai dengan orbitnya. Susunan tata surya terdiri atas sebuah matahari,
sembilan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet yang juga disebut
bintang berekor, asteroid, dan meteorit. Matahari terletak di pusat tata surya
dan memiliki massa yang paling besar, yaitu besarnya 99,86 % selanjutnya
dari matahari secara berurutan, yaitu planet dalam : Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars. Kemudian sabuk asteroid paling besar, yang terletak di antara orbit
Mars dan Jupiter. Kemudian, ada planet luar ; Jupiter, saturnus, Uranus,
Neptunus , dan Pluto yang masih diperdebatkan di luar Neptunus, termasuk
Pluto, terletak sesuatu yang berbentuk cakram yaitu Sabuk Kuiper (dapat
diucapkan “koy-per”) pada komet dan benda-benda dengan jenis yang
berbeda-beda.
Di
luar sabuk kuiper yang jauh terdapat awan Oort , bintang berekor yang besar
dengan sempurna mengelilingi tata surya. Sebagian besar benda langit anggota
tata surya ini beredar atau berevolusi mengelilingi matahari dengan
lintasan edar berupa elips. Karena lintasan edarnya berbentuk elips, maka dalam
setiap revolusinya , anggota tata surya ini pada suatu saat berada dekat dengan
matahari, namun pada suatu saat yang lain berada jauh dengan matahari.
Titik
terdekat ke matahari disebut perihelium sedangkan titik terjauh disebut
aphelium. Kecepatan gerak planet dalam menempuh lintasan revolusinya tidak
selalu tetap. Pada saat dekat titik perihelium kecepatannya lebih besar
dibandingkan dengan pada saat planet tersebut didekat titik aphelium. Dan
terkecuali untuk Pluto, semua planet dan bulan terbesar dari planet mengikuti
orbit yang tak beraturan pada bidang yang sama.
II.
Pembentukan
Tata Surya
Beberapa teori
tentang asal mula terbentuknya tata surya adalah Teori nebula (Teori Kabut),
Teori Pasang Surut, Teori Bintang kembar, dan Teori Proto Planet (Teori
Kondensasi).
1. Teori
Nebula
Immanuel Kant
(1749-1827), seorang ilmuwan filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang
terbentuknya tata surya. Menurut Kant, di jagat raya terdapat gumpalan
kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama-kelamaan bagian tengah kabut
itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian
kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit
lainnya. Seorang ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre Simon de Laplace
mengemukakan teori yang hampir sama, pada waktu yang hampir bersamaan. Menurut
Laplace, tata surya yang berasal dari kabut panas yang berputar sehingga
membentuk gumpalan kabut, yang akhirnya bentuknya menjadi bulat seperti bola
besar.
Akibat putarannya
itu, bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebat pada bagian ekuatornya.
Kemudian, sebagian massa gas pada ekuatornya menjauh dari gumpalan intinya
membentuk cincin-cincin yang melingkari intinya. Dalam jangka waktu yang cukup
lama cincin-cincin itu berubah menjadi gumpalan padat, gumpalan kecil-kecil
inilah yang membentuk planet-planet dengan satelitnya dan benda langit
lainnya, sedangkan inti kabut itu tetap terbentuk gas pijar yang akhirnya
disimpulkan sebagai matahari. Persamaan kedua teori di atas terletak pada
material asal pembentuk tata surya, yaitu kabut (nebula), sehingga kedua teori
itu disebut teori Nebula atauTeori kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori
Kant dan Laplace.
Kabut matahari dengan
panas tinggi, memutar dengan cepat dan mendatar
Selama lebih dari jutaan tahun di mana
kabut matahari menipis, mempunyai panas tinggi, memutar cepat, dan mendatar
menjadi bentuk cakram. Sebagai hasil, nebula diubah bentuknya dari luas,
hamburan di beberapa arah, awan menjadi cakram yang memutar sangat kecil dengan
pusatnya panas.
Seperti kabut
mengkerut di bawah pengaruh gaya gravitasi, ini menjadi sangat panas. Sesuai
dengan hukum energy konservasi, energy potensial gravitasi pada partikel yang
tertarik diubah bentuknya menjadi panas dan juga tertutup bersama.
Juga, seperti kabut mengkerut, kabut
memutar sangat cepat dan cepat. Sebuah alas an untuk ini dalah konservasi
momentum anguler (sudut).
Tiap benda berotasi,
seperti awan dari gas, roda sepeda, atau acrobat yang melakukan salto, menjaga
rotasi am[ai sebuah gaya membuat benda tersebut berhenti. Kita mengatakan bahwa
benda yang berotasi “Kelembaman Rotasi”. Semua benda yang berpindah mempunyai
kelembaman dari gerakan tau momentum linier. Hamper serupa, benda-benda yang
memutar mempunyai kelembaman dari rotasi atau momentum sudut. Teori nebula
adalah sesuatu yang penting untuk mengetahui momentum sudut ini adalah tetap.
Konservasi momentum sudut mengatakan bahwa momentum sudut adalah konstan
sehingga ketika sebuah benda memusatkan untu berputar, ini adalah memutar
paling cepat. Sebagai yang sering dikenal peluncur s yang menarik lengannya
menjadi sebuah putaran, menghasilkan tambahan putaran. Jadi, debu dan gas
sebuah awan yang berotasi pada mulanya dengan kecepatan rendah seperti
pengerutan, mencapai kecepatan rotasi.
Sesuatu berbentuk
bola memutar dengan cepat, dan yang terjadi adalah bola tersebut mendatar.
Apabila kita mengamati seorang koki membalikkan adonan pizza menjadi sebuah
cakram dengan memutar pada tangannya. Jupiter, dengan putaran paling besar,
dapat dilihat bagian ini adalah bentuk sebuah bola yang asli. Ketika gas
sebuah bola meningkat, ini adalah kecepatan putaran, mendatar sangat
jelas-mendatar tepat galaksi kita, yaitu Milky Way. Jadi gas sebuah bola pada
mulanya adalah menjadi pemutar cakram, pusatnya menjadi awal matahari.
Sebuah formasi dari
cakram yang memutar saat ini. Semua planet bergerak mengelilingi matahari yang
sama dekat bidangnya karena mereka terbentuk dari suatu kabut cakram yang sama
datarnya. Secara lengkap yang mana cakram telah memutar menjadi rotasi matahari
dan orbit planet-planet secara lengkap. Ini juga memilih secara lengkap sebuah
rotasi untuk planet-yang mana hamper rotasi planet-planet adalah sama.
Sesuai dengan
keterangan-keterangan kita dapat mengartikan saat ini, seluruh alam diciptakan
dalam Big Bang, sekitar 14 miliar tahun yang lalu. Hydrogen dan helium juga
terdapat elemen kimia ketika awal mula alam semesta. Akhirnya, elemen besi yang
paling berat telah dibentuk dengan reaksi fusi di pusat bintang yang besar.
Elemen yang paling berat yang mana besi diproduksi dengan ledakan bintang
besar-supernova. Banyak tumpahan muatan bintang yang mati kembali ke dalam
ruang angkasa. Jadi sepanjang elemen yang berat dengan hydrogen dan helium yang
dilepaskan ke dalam ruang angkasa dari bintang yang mati dan dapat digunakan
kembali ke dalam generasi bintang baru.
Pada proses pemanasan
elemen berat (berarti semua elemen yang berat daripada helium) dan mungkin
menggunakan sejarah alam semesta seluruhnya. Menariknya, hanya bagian asli dari
hydrogen dan helium yang kecil diubah ke dalam elemen yang paling berat. Ketika
tata surya kita terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, sekitar 2 5 (dari
massa)murni hiidrogen dan helium dalam galaksi yang dibentuk menjadi elemen yang
paling berat.
Komposisi dari kabut
matahari sekitar sama dengan komposisi dari galaksi ketika kabut matahari
terbentuk. Jadi kabut matahari adalah sekitar 98 % hydrogen dan helium. Dua
persen yang lain adalah elemen berat yang diproduksi dalam penggunaan dari
elemen pada generasi bintang baru. Matahari dan planet luar menjaga komposisi
sampai saat ini, walaupun planet terrestrial mengandng proposi elemen berat
yang paling tinggi.
2.
Teori Planetesimal
Thomas
C. Chamberlin (1843-1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton
(1872-1952), seorang ilmuwan astronomi, keduanya ilmuwan Amerika Serikat,
mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori Planetesimal yang artinya
planet kecil. Disebut sebagai plnet kecil karena menurut teori ini planet
terbentuk dari benda padat atau unsure-unsur kecil yang memang telah ada
sebelumnya.
Menurut
teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya, kemudian pada suatu
saat ada sebuah bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari
matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari
maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik kea rah
bintang mirip lidah raksasa. Pad saat bintang menjauhi matahari, sebagian dari
massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi
terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan benda
langit lainnya.
III. Pembentukan Matahari
Matahari
adalah bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi baik pada gugusan galaksi
bima sakti maupun pada galaksi andromeda. Matahari adalah sebuah bintang karena
matahari memancarkan cahaya yang dihasilkan sendiri. Matahari dapat memancarkan
cahaya dan panas yang amat sangat besar energinya karena dihasilkan dari reaksi
fusi nuklir penggabungan inti atom hidrogen.
Matahari
itu adalah seperti bola raksasa yang terbentuk dari gas hydrogen dan helium.
Matahari ini termasuk sebagai pusat tata surya. Karena matahari ini merupakan
sumber energy untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas matahari ini berguna
untuk menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi
bumi serta juga di pakai untuk tumbuh tumbuhan agar bias melakukan proses
fotosintesis.
Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas
hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi. Cahaya matahari berasal dari hasil
reaksi fusi hydrogen menjadi helium. Matahari ini juga mempunyai seperti dalam
bentuk gelombang radio,panas,cahaya sinar ultraviolet, sinar gamma dan sinar X.
di karenakan oleh gas-gas antara bintang itu
Dari
sebuah bola gas yang sangat amat besar yang terdiri dari gumpalan gas panas ini
maka terjadinya matahari. Gas yang terdapat pada matahari ini berbeda
dengan gas yang ada di bumi, di karenakan kerapatannya sangat tinggi. Dalam
arti sekalipun bahannya terdiri dari gas, namun jarak antar partikel yang
berdeketan seolah menjadi dempet. Pada teras matahari ini himpitan timbunannya
bahan yang memiliki tekanannya beberapa juta-juta ton pada setiap sentimeter persegi,
jadi nya atom gas matahari masih memiliki sifat gas yang bergerak bebas dan
menahan himpitan luar yang ditimpakannya.
IV.
Pembentukan
Planet – Planet
Planet
diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana.
Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke
waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi
bintang yang lain.
Perpindahan
ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi
matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris,
planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang
dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius,
Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan
Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun,
tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari
daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.
Proses
Planet ini banyak sekali memiliki theory nya, ada salah satu theory yang terkenal
yaitu Theory Big Bang. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuk nya
planet-planet berawal dari puluhan miliyar tahun yang lalu. Pada awal nya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang di
lakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Dari
cakram raksasa ini suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan sangat
dahsyat di luar angkasa yang kemudian mulai membentuk seperti galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu kira kira kurang lebih nya 4,6 miliyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi.
Galaksi yang di
sebabkan oleh nebula-nebula yang membeku ini di sebut juga dengan nama Galaksi
Bima Sakti, kemudian membentuk system tata surya. Sementara itu, bagian ringan
yang terlempar ke luar ini tadi mengalami kondensasi sehingga menyebabkan
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat, nah dari
gumpalan-gumpalan itu lah terbentuknya planet-planet, termasuk planet bumi ini
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada
beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis
Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar.
Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan
mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih
jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan
perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya
adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata
surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk sembilan buah planet yaitu, merkurius, venus,
bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto yang sudah diketahui
dengan orbit berbentuk elips, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya.
B.
SARAN
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat mengetahui dari
mana sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada
atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga sangat penting
agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat
meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
No comments:
Post a Comment