Saturday, December 19, 2015

PEMBENTUKAN TATA SURYA,MATAHARI DAN PLANET-PLANET




I.             Pendahuluan
Lima milyar tahun yang lalu,belum terbentuk matahari. Bahkan, daerah galaksi yang membentuk tata surya kita adalah gelap, dingin, dan hampir kosong. Awan yang berhamburan dari gas dan debu yang mengelilingi kegelapan. Tapi tahap demi tahap, awan menjadi matahari dan planet-planet.
Tata surya adalah kumpulan dari benda-benda langit yang mengelilingi matahari sesuai  dengan orbitnya. Susunan tata surya terdiri atas sebuah matahari, sembilan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet yang juga disebut bintang berekor, asteroid, dan meteorit. Matahari terletak di pusat tata surya dan memiliki massa yang paling besar, yaitu besarnya  99,86 % selanjutnya dari matahari secara berurutan, yaitu planet dalam : Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Kemudian sabuk asteroid paling besar, yang terletak di antara orbit Mars dan Jupiter. Kemudian, ada planet luar ; Jupiter, saturnus, Uranus, Neptunus , dan Pluto yang masih diperdebatkan  di luar Neptunus, termasuk Pluto, terletak sesuatu yang berbentuk cakram yaitu Sabuk Kuiper (dapat diucapkan “koy-per”) pada komet dan benda-benda  dengan jenis  yang berbeda-beda.

Di luar sabuk kuiper  yang jauh terdapat awan Oort , bintang berekor yang besar dengan sempurna mengelilingi tata surya. Sebagian besar benda langit anggota tata surya  ini beredar atau berevolusi mengelilingi matahari dengan lintasan edar berupa elips. Karena lintasan edarnya berbentuk elips, maka dalam setiap revolusinya , anggota tata surya ini pada suatu saat berada dekat dengan matahari, namun pada suatu saat yang lain berada jauh dengan matahari.
Titik terdekat ke matahari disebut perihelium sedangkan titik terjauh disebut aphelium. Kecepatan gerak planet dalam menempuh lintasan revolusinya tidak selalu tetap. Pada saat dekat titik perihelium kecepatannya lebih besar dibandingkan dengan pada saat planet tersebut didekat titik aphelium. Dan terkecuali untuk Pluto, semua planet dan bulan terbesar dari planet mengikuti orbit yang tak beraturan pada bidang yang sama.
II.           Pembentukan Tata Surya
Beberapa teori tentang asal mula terbentuknya tata surya adalah Teori nebula (Teori Kabut), Teori Pasang Surut, Teori Bintang kembar, dan Teori Proto Planet (Teori Kondensasi).
1.       Teori Nebula
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya.  Menurut Kant, di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama-kelamaan bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya. Seorang ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama, pada waktu yang hampir bersamaan. Menurut Laplace, tata surya yang berasal dari kabut panas yang berputar sehingga membentuk gumpalan kabut, yang akhirnya bentuknya menjadi bulat seperti bola besar.         

Akibat putarannya itu, bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebat pada bagian ekuatornya. Kemudian, sebagian massa gas pada ekuatornya menjauh dari gumpalan intinya membentuk cincin-cincin yang melingkari intinya. Dalam jangka waktu yang cukup lama cincin-cincin itu berubah menjadi gumpalan padat, gumpalan kecil-kecil inilah yang membentuk planet-planet dengan satelitnya  dan benda langit lainnya, sedangkan inti kabut itu tetap terbentuk gas pijar yang akhirnya disimpulkan sebagai matahari. Persamaan kedua teori di atas terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut teori Nebula atauTeori kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
Kabut matahari dengan panas tinggi, memutar dengan cepat dan mendatar
Selama lebih dari jutaan tahun di mana kabut matahari menipis, mempunyai panas tinggi, memutar cepat, dan mendatar menjadi bentuk cakram. Sebagai hasil, nebula diubah bentuknya dari luas, hamburan di beberapa arah, awan menjadi cakram yang memutar sangat kecil dengan pusatnya panas.
Seperti kabut mengkerut di bawah pengaruh gaya gravitasi, ini menjadi sangat panas. Sesuai dengan hukum energy konservasi, energy potensial gravitasi pada partikel yang tertarik diubah bentuknya menjadi panas dan juga tertutup bersama.
Juga, seperti kabut mengkerut, kabut memutar sangat cepat dan cepat. Sebuah alas an untuk ini dalah konservasi momentum anguler (sudut).
Tiap benda berotasi, seperti awan dari gas, roda sepeda, atau acrobat yang melakukan salto, menjaga rotasi am[ai sebuah gaya membuat benda tersebut berhenti. Kita mengatakan bahwa benda yang berotasi “Kelembaman Rotasi”. Semua benda yang berpindah mempunyai kelembaman dari gerakan tau momentum linier. Hamper serupa, benda-benda yang memutar mempunyai kelembaman dari rotasi atau momentum sudut. Teori nebula adalah sesuatu yang penting untuk mengetahui momentum sudut ini adalah tetap. Konservasi momentum sudut mengatakan bahwa momentum sudut adalah konstan sehingga ketika sebuah benda memusatkan untu berputar, ini adalah memutar paling cepat. Sebagai yang sering dikenal peluncur s yang menarik lengannya menjadi sebuah putaran, menghasilkan tambahan putaran. Jadi, debu dan gas sebuah awan yang berotasi pada mulanya dengan kecepatan rendah seperti pengerutan, mencapai kecepatan rotasi.
Sesuatu berbentuk bola memutar dengan cepat, dan yang terjadi adalah bola tersebut mendatar. Apabila kita mengamati seorang koki membalikkan adonan pizza menjadi sebuah cakram dengan memutar pada tangannya. Jupiter, dengan putaran paling besar, dapat dilihat  bagian ini adalah bentuk sebuah bola yang asli. Ketika gas sebuah bola meningkat, ini adalah kecepatan putaran, mendatar sangat jelas-mendatar tepat galaksi kita, yaitu Milky Way. Jadi gas sebuah bola pada mulanya adalah menjadi pemutar cakram, pusatnya menjadi awal matahari.
Sebuah formasi dari cakram yang memutar saat ini. Semua planet bergerak mengelilingi matahari yang sama dekat bidangnya karena mereka terbentuk dari suatu kabut cakram yang sama datarnya. Secara lengkap yang mana cakram telah memutar menjadi rotasi matahari dan orbit planet-planet secara lengkap. Ini juga memilih secara lengkap sebuah rotasi untuk planet-yang mana hamper rotasi planet-planet adalah sama.
Sesuai dengan keterangan-keterangan kita dapat mengartikan saat ini, seluruh alam diciptakan dalam Big Bang, sekitar 14 miliar tahun yang lalu. Hydrogen dan helium juga terdapat elemen kimia ketika awal mula alam semesta. Akhirnya, elemen besi yang paling berat telah dibentuk dengan reaksi fusi di pusat bintang yang besar. Elemen yang paling berat yang mana besi diproduksi dengan ledakan bintang besar-supernova. Banyak tumpahan muatan bintang yang mati kembali ke dalam ruang angkasa. Jadi sepanjang elemen yang berat dengan hydrogen dan helium yang dilepaskan ke dalam ruang angkasa dari bintang yang mati dan dapat digunakan kembali ke dalam generasi bintang baru.
Pada proses pemanasan elemen berat (berarti semua elemen yang berat daripada helium) dan mungkin menggunakan sejarah alam semesta seluruhnya. Menariknya, hanya bagian asli dari hydrogen dan helium yang kecil diubah ke dalam elemen yang paling berat. Ketika tata surya kita terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, sekitar 2 5 (dari massa)murni hiidrogen dan helium dalam galaksi yang dibentuk menjadi elemen yang paling berat.
Komposisi dari kabut matahari sekitar sama dengan komposisi dari galaksi ketika kabut matahari terbentuk. Jadi kabut matahari adalah sekitar 98 % hydrogen dan helium. Dua persen yang lain adalah elemen berat yang diproduksi dalam penggunaan dari elemen pada generasi bintang baru. Matahari dan planet luar menjaga komposisi sampai saat ini, walaupun planet terrestrial mengandng proposi elemen berat yang paling tinggi.
2.       Teori Planetesimal
Thomas C. Chamberlin (1843-1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952), seorang ilmuwan astronomi, keduanya ilmuwan Amerika Serikat, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori Planetesimal yang artinya planet kecil. Disebut sebagai plnet kecil karena menurut teori ini planet terbentuk dari benda padat atau unsure-unsur kecil yang memang telah ada sebelumnya.
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya, kemudian pada suatu saat ada sebuah bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik kea rah bintang mirip lidah raksasa. Pad saat bintang menjauhi matahari, sebagian dari massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
III.         Pembentukan Matahari
Matahari adalah bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi baik pada gugusan galaksi bima sakti maupun pada galaksi andromeda. Matahari adalah sebuah bintang karena matahari memancarkan cahaya yang dihasilkan sendiri. Matahari dapat memancarkan cahaya dan panas yang amat sangat besar energinya karena dihasilkan dari reaksi fusi nuklir penggabungan inti atom hidrogen.
Matahari itu adalah seperti bola raksasa yang terbentuk dari gas hydrogen dan helium. Matahari ini termasuk sebagai pusat tata surya. Karena matahari ini merupakan sumber energy untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas matahari ini berguna untuk menghangatkan bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi bumi serta juga di pakai untuk tumbuh tumbuhan agar bias melakukan proses fotosintesis.
            Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hydrogen menjadi helium. Matahari ini juga mempunyai seperti dalam bentuk gelombang radio,panas,cahaya sinar ultraviolet, sinar gamma dan sinar X. di karenakan oleh gas-gas antara bintang itu
Dari sebuah bola gas yang sangat amat besar yang terdiri dari gumpalan gas panas ini maka terjadinya matahari.  Gas yang terdapat pada matahari ini berbeda dengan gas yang ada di bumi, di karenakan kerapatannya sangat tinggi. Dalam arti sekalipun bahannya terdiri dari gas, namun jarak antar partikel yang berdeketan seolah menjadi dempet. Pada teras matahari ini himpitan timbunannya bahan yang memiliki tekanannya beberapa juta-juta ton pada setiap sentimeter persegi, jadi nya atom gas matahari masih memiliki sifat gas yang bergerak bebas dan menahan himpitan luar yang ditimpakannya.

IV.         Pembentukan Planet – Planet
Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain.
Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang. Sebelumnya, planet-planet anggota tata surya ada 9, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter/Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Namun, tanggal 26 Agustus 2006, para ilmuwan sepakat untuk mengeluarkan Pluto dari daftar planet sehingga jumlah planet di tata surya menjadi hanya 8.
Proses Planet ini banyak sekali memiliki theory nya, ada salah satu theory yang terkenal yaitu Theory Big Bang. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuk nya planet-planet berawal dari puluhan miliyar tahun yang lalu. Pada awal nya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang di lakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Dari cakram raksasa ini suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan sangat dahsyat di luar angkasa yang kemudian mulai membentuk seperti galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu kira kira kurang lebih nya 4,6 miliyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi.
Galaksi yang di sebabkan oleh nebula-nebula yang membeku ini di sebut juga dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk system tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar ini tadi mengalami kondensasi sehingga menyebabkan membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat, nah dari gumpalan-gumpalan itu lah terbentuknya planet-planet, termasuk planet bumi ini


PENUTUP


A.       KESIMPULAN

Ada beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk sembilan buah planet yaitu, merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus dan pluto yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
B.      SARAN
Sebaiknya semua pihak mempelajari Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya. Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

 ( Dari Berbagai sumber )

No comments:

Post a Comment