Wednesday, November 19, 2014

Konflik dan Integrasi Sosial



KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul Konflik dan Integrasi Sosial.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konflik dan Integrasi Sosial beserta aspek – aspeknya. Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu dan bisa mengenali dan memahami bagaimana Konflik dan Integrasi Sosial di Indonesia
Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang.

Penyusun
PENDAHULUAN
I.1.      Latar Belakang Masalah
Masyarakat adalah makhuluk sosial yang selalu berinteraksi. Dalam interaksinya, manusia sering kali dihadapkan pada situasi yang disebut integrasi dan konflik sosial. Munculnya integrasi dan konflik sosial tidak terjadi dengan sendirinya dan tidak sesederhana yang kita bayangkan. Banyak faktor yang harus dikaji mengapa integrasi dan konflik sosial tersebut muncul kepermukaan.
Pada umumnya integrasi dan konflik merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat. Bila kita menengok kebelakang, dalam sejarah, negeri ini menjadi negara yang merdeka dan berdaulat sering kali diwarnai dengan berbagai konflik, baik konflik yang terjadi antara bangsa Indonesia dan para penjajah maupun konflik yang terjadi diantara sesama bangsa ini.
II.2.     Rumusan Permasalahan
          Yang menjadi rumusan permasalahan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami al :
1.        Pengertian konflik
2.       Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial
3.       Situasi-situasi Pemicu Konflik
4.       Dampak-dampak konflik
5.        Akibat-akibat dari suatu konflik sosial :
6.       Pengertian Integrasi Sosial
7.        Syarat-syarat integrasi sosial
8.        Bentuk-bentuk integrasi sosial
9        Faktor-faktor pendorong integrasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.    Pengertian konflik
Konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Suatu konflik atau pertikaian ditanda dengan pertentangan antara dua pihak yang mempunyai perbedaan-perbedaan dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola, dan perilaku. Pertentangan juga ditandai dengan keinginan menghancurkan/menyakiti pihak lawan
II.2.    Faktor-faktor Penyebab Konflik Sosial
a.       Perbedaan individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan antarindividu dimaksudkan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang terlibat di dalam suatu proses social.
b.       Perbedaan latar belakang kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri, menghargai orang lain, bersahabat dan tidak individualis. Dalam lingkup yang lebih luas, masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai-nilai dan norma-norma social yang berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab criteria tentang baik-buruk, sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu, baik itu benda fisik maupun nonfisik, berbeda-beda menurut pola pemikirkan masing-masing yang didasarkan pada latar belakang kebudayaan masing-masing.
c.        Perbedaan kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan ang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok atau antara kelompok dengan individu.
d.       perubahan-perubahan nilai yang cepat
perubahan nilai terjadi di setiap masyarakat. Artinya nilai-nilai sosial, baik nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, akan menyebabkan konflik sosial. Suatu konflik mempunyai kecenderungan atau kemungkinan untuk mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.
II.3.   Situasi-situasi Pemicu Konflik
a.       Konflik dengan orang tua sendiri
Terjadi sebagai akibat situasi-situasi hidup bersama dengan orang tua. Pengharapan-pengharapan orang tua dan kewajiban-kewajiban seorang anak kepada kedua orang tuanya sulit sekali dijalankan bersamaan secara serasi.
b.       Konflik dengan anak-anak sendiri
Terjadi misalnya setelah orang tua mengetahui tingkah laku anak yang tidak cocok dengan harapannya. Menurut beberapa penelitian, konflik seperti ini juga berakibat pada hubungan-hubungan sosial yang lain.
c.        Konflik dengan sanak keluarga
Pada masa kanak-kanak dan remaja dapat timbul konflik, terutama dengan kakek, nenek, paman atau bibi yang ikut dalam proses pendidikan anak.
d.       Konflik dengan orang lain
Timbul dalam hubungan sosial dengan teman, tetangga, teman sekerja, dan orang-orang lain di lingkungannya. Karena adanya perbedaan pendirian atau pendapat antara anggota-anggotanya masyarakat mengenai suatu hal.
e.    Konflik dengan suami atau dengan istri
Kesulitan-kesulitan dalam perkawinan, pertentangan-pertentangan kecil mengenai persoalan hidup sehari-hari atau perselisihan yang dalam mengenai persoalan hidup atau tujuan hidup dapat memicu terjadinya konflik antara suami dan istri
f.        Konflik di sekolah
Berbagai macam konflik di sekolah antara lain berupa tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian, persoalan hubungan antara guru dengan murid, atau persoalan kedudukan di antara teman-teman sebaya dalam kelas
g.       Konflik dalam pemilihan pekerjaan
Timbul dari sifat pekerjaan sendiri
h.       Konflik agama
Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup, aturan-aturan yang bertentangan dengan agama, pindah dari suatu agama ke agama lain, menikah dengan orang yang berbeda agama, dan lain-lain.
i.        Konflik pribadi
          Timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan, atau tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri dan meluaskan hidup
II.4.     Dampak-dampak konflik
Segi positif suatu konflik :
a.       Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau  masih belum tuntas ditelah.
b.    Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
c.        Jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
d.    Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
e.        Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
II.5.     Akibat-akibat dari suatu konflik sosial :
a.       Meningkatan solidaritas sesame anggota kelompok ( in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
b.       Keretakan hubungan antarindividu atau kelompok.
c.        Perubahan kepribadian para individu.
d.       Kerusakan harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia.
e.        Akomodasi, dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian.
        Tertib sosial ditandai oleh tiga hal :
a.    Terdapat suatu system nilai dan norma yang jelas
b.    Individu atau kelompok di dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma dan nilai sosial yang berlaku.
c.    Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
II.6.     Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi sosial mengandung dua pengertian : Pengendalian konflik dan penyimpangan dalam suatu system sosial, dan menyatukan unsur-unsur dalam masyarakat yang beranekaragam.
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam kehidupan masyarakat.
II.7.    Syarat-syarat integrasi sosial
a.       Anggota-anggotanya masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya.
b.       Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi satu dengan lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang dilarang menurut kebudayaannya.
c.        Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten serta tidak mudah mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.
II.8.    Bentuk-bentuk integrasi sosial
a.       Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial tahap lanjutan yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara individu atau kelompok dalam masyarakat.
b.       Akulturasi
         Akulturasi merupakan proses perubahan yang ditandai dengan terjadinya penyatuan dua kebudayaan yang berbeda.
II.9    Faktor-faktor pendorong integrasi sosial
a.       Homogenitas (kesamaan) kelompok
Integrasi sosial akan mudah dicapai apabila tingkat kemajemukan suatu masyarakat itu kecil atau masyarakat berusaha untuk memperkecil keanekaragaman tersebut.
b.       Besar kecilnya kelompok
Kelompok-kelompok kecil akan mempercepat proses integrasi sosial dan biasanya melakukan hubungan-hubungan primer yang intensif sehingga komunikasi dan tukar menukar budaya akan semakin cepat terjadi. Kelompok besar umumnya lebih majemuk. Kemajemukan ini menyebabkan penyesuaian nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan yang berbeda menjadi sulit untuk dilakukan.
c.        Mobilitas geografis
Penduduk yang dating atau keluar dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan keadaan sosial budaya masyarakat yang ditujunya. Penyesuaian diri dengan keadaan sosial budaya di lingkungan yang baru merupakan proses integrasi
d.       Efektivitas dan efisiensi komunikasi
         Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi sosial. Semakin intensif komunikasi dan integrasi yang dilakukan, akan mendorong dan mempercepat integrasi sosial.


BAB  III
PENUTUP
III. 1     Kesimpulan
Hubungan antara integrasi dan konflik sosial pada masyarakat yang majemuk, keteraturan dan iteraksi sosial yang selaras sangat sulit terwujud. Hal ini disebabkan karena setiap individu-individu ataupun kelompok memiliki tata nilai dan ukuran yang berbeda dalam memandang sesuatu. Konflik tersebut apabila cara penanganannya tepat dan profesional maka akan tercipta suatu ikatan yang kuat diantara individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.
III.2     Penutup
Demikianlah makalah yang kami susun, kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca guna untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .... Amin.
DAFTAR PUSTAKA

www.slideshare.net/.../konflik-dan-integrasi-sosial
www.wikipedia.com/konflik-dan-integrasi-sosial
sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com
meyla-isoda.blogspot.com/.../makalah-integrasi-sosial.

No comments:

Post a Comment