Friday, June 13, 2014

Makalah Kebudayaan Suku Bajau



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni dan Budaya . Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Kebudayaan Suku Bajau.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pengajar kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang Masalah
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan budaya yang sama. Bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger, Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain sebagainya. Dari semua suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain mereka sering dikenal sebagai suku terasing.Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil olah cipta, rasa, dan karsa manusia. Budaya ada yang berbentuk fisik  dan ada yang berbentuk non fisik. Budaya yang berbentuk fisik contohnya pakaian, rumah adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik contohnya kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan.
Bangsa Indonesia terbagi atas ratusan suku bangsa, yang masing-masing memiliki adat dan tradisi berbeda. Merekapun mempunyai bahasa daerah yang berlainan, dengan ratusan dialek dan logat bahasa.
Jika dikelompokkan, diperkirakan terdapat sekitar 200 sampai 250 bahasa daerah. Dari daftar sementara suku bangsa di Indonesia yang dikumpulkan, diperkirakan terdapat sekitar 360 kelompok suku bangsa. Dilihat dari ras, penduduk Indonesia juga memiliki beberapa ras. Ras didasarkan kepada persamaan ciri-ciri fisik dari kelompok manusia. Manusia Indonesia yang termasuk ke dalam ras Mongoloid Melayu antara lain orang Jawa, orang Minang, orang Menado, Orang Sunda dan lainnya. Namun kelompok-kelompok yang berasal dari satu ras itu mengembangkan kebudayaan dan bahasa yang berbeda-beda.
Demikian halnya dengan ras Melanesosid yang ditemukan di Irian, terdiri dari banyak bahasa dan kebudayaan yang berbeda-beda, padahal mereka berasal dari satu ras.
1.2.        Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan musalah dalah makalah ini adalah :
1.         Sejarah Suku Bajau
2.         Kebudayaan dan Kesenian Suku Bajau
3.         Pengaruh pada parawisata Indonesia
BAB   II
PEMBAHASAN

2.1.      Sejarah Suku Bajau
Suku Bajau atau yang sering disebut orang Bajo adalah kelompok masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yakni di sekitar pantai P. Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Flores dan lain-lain. Di Sulawesi, orang Bajau bisa ditemukan di Sulawesi Tenggara (Sultra) dan di Sulawesi Utara (Gorontalo). Di Sultra, penduduk suku Bajau mencapai 300.000 jiwa yang tersebar di 105 buah desa dari 34 buah kecamatan di pesisir pantai Kabupaten Kolaka, Kendari, Buton dan Kabupaten Muna. Sementara di Sulut, mereka bisa ditemukan di Torosiaje, Kepulauan Togian.
2.2.      Kebudayaan dan Kesenian Suku Bajau
Kesenian, kebudayaan, kraftangan dan tarian merupakan satu warisan yang di perolehi oleh masyarakat bajau daripada nenek moyang mereka. Keseniaan masyarakat bajau mempunyai kemahiran dalam bidang ini. Seni ukiran dan kraftangan umpamanya, ukiran yang halus lagi bercorak melambangkan kepakaran dalam mengukir, memahat pada batu-batu papan hiasan rumah dengan jaga pembuatan barang-barang prebot rumah yang di ukir sekaligus di pelbagaikan kegunanya daripada seni kepada kraf tangan yang meanarik
Kehidupan orang Bajau umumnya berlangsung di laut. Bahkan hidup itu sendiri bermula di laut. Sampai kini, masih banyak wanita Bajau yang melahirkan anaknya di perahu. Sebagai pelaut, ilmu mereka yang paling utama adalah ilmu mencari ikan, dan ilmu itulah yang sampai sekarang masih banyak bertahan.
Berkat pergulatan mereka dengan laut yang mendalam, orang Bajau bisa memperkirakan jenis ikan yang sedang berkeliaran di suatu gerombolan karang hanya dengan mangamati bekas-bekas pergerakan dan rerumputan laut yang dimakannya. Mereka juga ahli dalm mencari sumber ikan besar, dengan berpegangan pada batu karang yang berada di dasar laut. Suku Bajau termasuk kelompok etnis yang masih berada dalam kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang belum berkembang. Di antara mereka ada yang masih hidup secara primitif dan bertempat tinggal di atas perahu kecil bersama istri, anak-anak serta anggota keluarga lainnya. Namun tidak semua orang Bajau hidup seperti itu.
2.3.      Pengaruh pada parawisata Indonesia
Keberadaan Suku bajau mempunyai peranan yang yang penting dalam khazanah kebudayaan Indonesia. Buhan hanya itu Keunikan Suku Bajau jika dilihat dari sisi kebudayaan dan keseniannya menjadi daya tarik tersendiri dalam konteks keparawisataan di Indonesia.
Salah satu yang menjadi daya tarik wisata pada suku bajau adalah seni budaya dan kerajinannya, seni ukir suku bajau juga mendapat perhatian khusus dari sector parawisata. Biasanya seni ukiran dan kraftangan ini mendapat sembutan yang lumayan daripada penduduk setempat mahupun dari luar. Manakala dari segi kebudayaan dan tarian adalah berkaitrapat. Kebudayaan masyarakat bajau di Semporna mempunyai pelbagai jenis. Pesta regatta Lepa-Lepa umpama di iringi dengan tarian tradisional masyarakat bajau iaitu Igal-Igal. Masyarakat bajau perpegang teguh kepada adapt tradisional daripada nenek moyang mereka.
Oleh itu tidak hairanlah pelbagai kebudayaan masyarakat bajau yang masih di amalkan hingga kini. Mag Durul salah satunya budaya masyarakat bajau. Mag Durul dikenali sebagai membuat makanan daripada beras yang di kisar untuk di buat maknan yang di kenali sebagaikuih Durul’. Pasangan yang barun kawin kononnya mesti Mag Durul supaya mereka di kurnikan anak di samping mendapat sberkat daripada nenek moyang. Begitu halnya dengan tarian Igal-Igal masyarakat bajau di Semporna. Tarian Igal-Igal akan menjadi santapan majlis perkhwinan, majlis pemimpin bersama rakyat dan pertandingan Igal-Igal.
Generasi pelapis dari Komuniti Bestari Kampung Ulu Putatan turut  membuat persembahan memalu muzik tradisi suku kaum Bajau  pada pembukaan Festival Betitik Sabah 2009 di Dataran Putatan,  baru-baru ini. (Gambar kanan) Penari dari lembaga kebudayaan  membuat persembahan yang bertenaga pada pembukaan Festival  Betitik Sabah 2009 di Dataran Putatan, baru-baru ini.
Bagaimanapun, kebudayaan suku kaum Bajau kini semakin diminati dan dinas parawisatapun agresif mempromosikannya kepada penduduk negeri mancanegara.
Terbaru, Festival Betitik telah diadakan di Putatan membolehkan warga kota mengenali lebih dekat acara kebudayaan tersebut.
Dianjurkan oleh Komuniti Bestari Kampung Ulu, Ulu Seberang Putatan dan Pejabat Daerah Putatan dengan kerjasama Lembaga Kebudayaan Sabah (LKS) dan Jabatan Penerangan Sabah. Lebih 10,000 pengunjung mengunjungi festival berkenaan yang diadakan selama tiga hari dan kehadiran pelancong asing membuktikan betitik semakin popular di negeri ini.
Dalam bahasa Bajau, betitik bermaksud memukul atau mengetuk alat muzik. Persembahannya tidak akan lengkap tanpa disusuli dengan lagu dan tarian yang berbeza mengikut kawasan dan etnik.
Acara betitik masih popular terutama ketika majlis keramaian dan perkahwinan khususnya di kawasan yang didiami oleh majoriti penduduk dari kedua-dua etnik itu.
BAB  III
PENUTUP
Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut. Suku Bajau menggunakan bahasa Sama-Bajau. Selain itu, suku Bajau di bagi menjadi dua dialek di antaranya adalah Bajau Sama’ dan Bajau Pala’u. Bajau Sama merupakan penduduk yang beragama muslim sedangkan Bajau Pela’u menurut penduduk asli suku bajau mereka mengatakan bahwa bajau pela’u adalah suku yang yang memiliki kepercayaan yang masih bersifat animisme dan dinamisme (non muslim).
Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah (Malaysia) dan berbagai wilayah Indonesia. Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diperkirakan bermigrasi dari arah utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini merupakan gelombang terakhir migrasi dari arah utara Kalimantan yang memasuki pesisir Kalimantan Timur yang meliputi Kabupaten Berau, Samarida, Bontang, dan Tarakan, hingga Kalimantan Selatan dan menduduki pulau-pulau sekitarnya.
Suku bajau lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar. Kebebasan telah melekat di dalam kehidupan komunitas laut Bajau Pela’u sejak masa leluhur. Mereka telah terbiasa hidup di atas perahu di wilayah perairan tanpa mengenal batas administrasi suatu negara.


DAFTAR PUSTAKA

http://satriawarung.blogspot.com/budaya-lokal-suku-bajau/htpm
madib.blog.unair.ac.id/.../etnografi-suku-bangsa-bajau
www.wisatanegeriku.com/kaum-bajau.html‎
ms.wikipedia.org/wiki/Bajau

No comments:

Post a Comment