Friday, June 13, 2014

Makalah Klasifikasi Iklim



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Klasifikasi Iklim Di Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pengajar kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Penulis

BAB  I
PENDAHULUAN

I.1.       Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yg ditetapkan. Mengklasifikasi  menggolong-golongkan menurut jenis, menyusun ke dalam golongan. Iklim adalah suatu keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan, dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama di suatu daerah.Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Perubahan iklim global merupakan malapetaka yang akan datang! Kita telah mengetahui sebabnya - yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi.
1.2.      Rumusan Masalah
             Yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pengertian klasifikasi iklim dan bagaimana klasifikasi iklim di Indonesia.


BAB  II
PEMBAHASAN
2.1.      Pengertian Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi dan mencirikan perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki kekhasan iklim.
Klasifikasi iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena iklim mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan.
Klasifikasi iklim yang paling umum dikenal adalah klasifikasi Koeppen dan Geiger. Klasifikasi ini berlaku untuk seluruh dunia sehingga sering dirujuk untuk kajian-kajian geologis dan ekologi. Beberapa negara mengembangkan klasifikasi iklim sendiri untuk mengatasi variasi iklim tempatan yang beragam. Indonesia, misalnya, lebih sering menggunakan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (SF)[1], yang ternyata disukai untuk kajian-kajian kehutanan dan pertanian. Sistem SF didasarkan pada klasifikasi yang terlebih dahulu disusun oleh Mohr, namun diperhalus kriterianya.
Klasifikasi Koeppen pertama kali diajukan oleh Wladimir Köppen (Jerman). Sistem ini lalu direvisi beberapa kali oleh Köppen sendiri. Selanjutnya, bersama dengan Geiger, klasifikasi ini lalu diperbaiki.
Selain berdasarkan parameter iklim (seperti suhu udara, presipitasi, dan radiasi surya harian), klasifikasi ini juga mendasarkan pada tipe vegetasi suatu tempat.
Ada lima kelompok iklim utama dalam klasifikasi ini, yang masing-masing lalu dipilah lagi. Lima kelompok ini adalah
    Iklim A, iklim tropika basah
    Iklim B, iklim kering atau setengah kering
    Iklim C, iklim dengan variasi suhu tahunan yang jelas
    Iklim D, iklim sirkumpolar
    Iklim E, iklim kutub
Klasifikasi Schmidt dan Ferguson
Klasifikasi ini sangat populer di Indonesia dan beberapa negara tetangga yang memiliki musim kering-musim hujan. Menyadari bahwa variasi iklim Indonesia sangat beragam, Kementerian Perhubungan meminta kedua sarjana tersebut untuk membuat suatu sistem klasifikasi yang cocok bagi keadaan Indonesia.
Terdapat delapan kelompok iklim yang didasarkan pada nisbah bulan kering (BK) ke bulan basah (BB), yang disimbolkan sebagai Q (dalam persen). Bulan kering adalah bulan dengan presipitasi total di bawah 60 mm dan bulan basah adalah bulan dengan presipitasi total di atas 100 mm.
2.2.      Klasifikasi Iklim Di Indonesia
   1.    Iklim Fisis
Iklim fisis yaitu iklim yang di pengaruhi oleh keadaan fisik dari suatu wilayah. Berdasarkan keadaan fisik suatu daerah, terdapat perbedaan iklim sebagai berikut :
  a)    Iklim konfinental (darat) dan iklim Maritim (laut).
Iklim darat atau iklim konfinental, terjadi di daratan amat luas, sehingga angin yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat yang kering. Di daerah ini pada siang hari panas sekali dan malam hari sangat dingin. Iklim laut, terjadi daerah kepulauan yang di kelilingi oleh laut luas, yang lembab. Di daerah ini pada siang hari tidak terlalu panas dan pada malam hari tidak terlalu dingin. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim benua adalah Gurun Gobi (Cina), Tibet, Jazirah Arab, Gurun Sahara, dan Gurun Kalahari (Afrika) dan kawasan-kawasan Australia Tengah.
  b)   Iklim Uganari.
Iklim Uganari, yaitu iklim pada daratan tinggi dengan perbedaan temperature siang dan malam yang besar (Amplitudo harian tinggi). Contoh daerah yang memiliki iklim uganari adalah daratan tinggi Beka (Syiria), dataran tinggi Wonosari (Indonesia) dan dataran tinggi Shan (Myanmar).
  c)    Iklim Pegunungan.
Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis. Contoh daerah-daerah yang memiliki iklim-iklim pegunungan adalah Jaya Wijaya (Indonesia), Pegunungan Andes (Argentina), dan Pgunungan Alpen (Swiss).
   2.    Iklim Matahari
Iklim Matahari, yaitu iklim yang perhitungannya berdasarkan banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi dari matahari. Banyaknya panas yang di terima oleh permukaan bumi ini berlainan berdasarkan letak garis lintangnya. Iklim matahari di sebut juga iklim garis lintang atau iklim teoritis. Berdasarkan kedudukan lintangnya, bumi dapat dibagi menjadi 5 kawasan iklim sebagai berikut :
1)    Daerah Iklim Panas (tropis)
2)   Daerah Iklim Sub tropis Utara
3)   Daerah Iklim Sub tropis Selatan
4)   Daerah Iklim Sedang Utara
5)   Daerah Iklim Sedang Selatan
6)   Daerah Iklim Dingin Utara
7)   Daerah Iklim Dingin Selatan
Daerah-daerah yang terletak antara lintang 300 - 400 baik sebelah utara maupun sebelah selatan Khatulistiwa disebut daerah subtropik. Berdasarkan pembagian iklim tersebut Indonesia termasuk daerah iklim tropika. Adapun sifat-sifat dan iklim tropika diantaranya suhunya tinggi sepanjang tahun dan tidak ada pembagian musim seperti di daerah sedang atau di daerah subtropik.
            Matahari selama enam bulan sekali berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. Pergerakan matahari selama satu tahun adalah sebagai berikut :
1.    Tanggal 21 Maret Matahari beredar di sekitar garis khatulistiwa.
2.    Tanggal 21 Juni Matahari beredar di garis balik utara atau 23,50  Lintang utara.
3.    Tanggal 23 SeptemberMatahari kembali beredar di garis Equator.
4.    Tanggal 22 Desember Matahari berada tepat di garis balik selatan atau 23,50 Lintang Selatan.
   3.   Iklim Junghuhn
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut :
1)    Zona iklim panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0-650 meter dan temperature antara 26,30C.
2)   Zona iklim sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650-1500 meter dan temperature antara 220C – 17,10C.
3)   Zona iklim sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 – 2500 meter dan temperature antara 17,10C – 11,10C.
4)   Zona iklim dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperature kurang dari 11,10C.
   4.   Iklim Oldeman
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan atas kebutuhan air dan hubungannya dengan tanaman pertanian yang sangat di perlukan di daerah – daerah tertentu. Penggolongan iklimnya lebih di kenal dengan zona agroklimat. Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut
1)    A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;
2)   B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering;
3)   B2  7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
4)   C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
5)   C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
6)   C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
7)   D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;
8)   D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
9)   D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
11)  E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.
   5.   Iklim menurut Schmidt Ferguson
Iklim ini di tentukan berdasarkan tipe curah hujan dan penggolongannya, langkah untuk menentukannya sebagai berikut :
1)    Menentukan tipe curah hujan berdasarkan tingkat kebasahan (gradient/Q)
2)   Menentukan nilai Q di tetapkan dengan rumus :
Gradient (Q) = Banyaknya jumlah bulan kering  x 100%
                           Banyaknya jumlah bulan basah
3)   Untuk menentukan criteria bulan kering dan basah menggunakan klasifikasi Mohr.
4)   Tentukan tipe curah hujan berdasarkan besarnya rasio Q.
BAB  III
PENUTUP
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut
Setelah pembahasan makalah dilakukan, maka saya mendapat beberapa kesimpulan, yaitu:
1.      Sistem klasifikasi diindonesia hanya menggunakan tiga sistem, yaitu sistem klasifikasi Koppen, Schmidth-Ferguson, dan Oldeman.
2.      Sistem klasifikasi Koppen disebut juga curah hujan dan temperatur.
3.      Sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson biasanya selalu memakai Q model.
4.      Klasifikasi Oldeman disebut juga deretan bulan basah.
5.       Dari tiga klasifikasi yang dipakai diindonesia, hanya sistem klasifikasi Schmidth-Ferguson yang biasa dipakai.
6.    Schmidth-Ferguson hanya memakai rata-rata bulan kering (BK) dan bulan basah (BB).

DAFTAR  PUSTAKA

http://lingster.web.id/penyebab-dampak-secara-global/htpm
http://www.plnsumut.co.id/SMF-15/index.php?topic=211.0 http://www.bappenas.go.id/node/116/1973/antisipasi-perubahan-iklim
http://surya.wordpress.com/definisi-pemanasan-global/
http://iklim.dirgantara-lapan.or.id/index.php

No comments:

Post a Comment