KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin
dan kehendakNya jualah makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada
waktunya.
Penulisan
dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Puisi di
Indonesia
Dalam
penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya
Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini.
Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada guru pengajar kami
yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.
Kami
menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah
berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan
disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun
agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harap
kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami
dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna
bagi orang lain yang membacanya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
awalnya istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti
pembangun, pembentuk, pembuat.Selanjutnya, makna kata tersebut menyempit
menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu
dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.
Menurut
zamannya puisi dibedakan menjadi 2 (dua),yaitu : puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama merupakan puisi yang terkait oleh aturan-aturan, puisi baru adalah
puisi yang tidak terkait oleh aturan, artinya Puisi baru bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima .
1.2
Perumusan Masalah
-
Menjelaskan Pengertian Puisi
-
Menjelaskan unsur-unsur Puisi Lama
-
Menjelaskan unsur – unsur Puisi Baru
-
Menjelaskan Makna dalam puisi
-
Menjelaskan Penggunaan Majas dalam puisi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PUISI
Secara
etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti
pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya
membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya,
makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya
disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan
kadang-kadang kata kiasan. Menurut jamannya puisi di bedakan menjadi 2 (dua),
antara lain :
2.2 PUISI LAMA
Puisi
lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
- Jumlah kata dalam 1
baris
- Jumlah baris dalam 1
bait
- Persajakan (rima)
- Banyak suku kata tiap
baris
- Irama
1. Ciri-ciri Puisi Lama
Ciri puisi lama:
a) Merupakan puisi rakyat
yang tak dikenal nama pengarangnya
b) Disampaikan lewat
mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c) Sangat terikat oleh
aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
2. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama adalah
a) Mantra adalah
ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b) Pantun adalah puisi
yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri
dari
8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai
isi.
Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak,
muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina adalah pantun
kilat seperti pantun tetapi pendek
d) Seloka adalah pantun
berkait
e) Gurindam adalah puisi
yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
f) Syair adalah puisi
yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat atau cerita
g)
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
3. Ciri-ciri dari jenis
puisi lama
a) Pantun
Ciri – ciri :
Ø Setiap bait terdiri 4
baris
Ø Baris 1 dan 2 sebagai
sampiran
Ø Baris 3 dan 4 merupakan
isi
Ø Bersajak a – b – a – b
Ø Setiap baris terdiri
dari 8 – 12 suku kata
Ø Berasal dari Melayu
(Indonesia)
b) Syair
Ciri-ciri
syair
Ø Terdiri dari 4 baris
Ø Berirama aaaa
Ø Keempat baris tersebut
mengandung arti atau maksud penyair
2.3
. PUISI BARU
Puisi
baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
1. Ciri-ciri Puisi Baru
a) Bentuknya rapi,
simetris;
b) Mempunyai persajakan
akhir (yang teratur);
c) Banyak mempergunakan
pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;
d) Sebagian besar puisi
empat seuntai;
e) Tiap-tiap barisnya
atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f) Tiap gatranya terdiri
atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
2. Jenis-jenis Puisi Baru
·
Menurut
larik / isinya, puisi dibedakan atas :
a) Balada adalah puisi
berisi kisah/cerita
b) Himne adalah puisi
pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
c) Ode adalah puisi
sanjungan untuk orang yang berjasa
d) Epigram adalah puisi
yang berisi tuntunan/ajaran hidup
e) Romance adalah puisi
yang berisi luapan perasaan cinta kasih
f) Elegi adalah puisi
yang berisi ratap tangis/kesedihan
g)
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
v Macam-macam puisi
baru dilihat dari lirik / bentuknya antara lain:
a) Distikon
b) Terzina
c) Quatrain
d) Quint
e) Sektet
f) Septime
g) Oktaf/Stanza
h) Soneta
3. Ciri-ciri dari Jenis
Puisi Baru
·
Ciri puisi dari Jenis
isinya :
a) Balada
Ciri-ciri balada
Balada
jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik
dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi
a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren
dalam bait-bait berikutnya.
b) Hymne
Ciri-ciri hymne
Lagu pujian untuk
menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater
(Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
c) Ode
Ciri-ciri ode
Ciri
ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas
sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau
peristiwa umum.
d) Epigram
Epigramma (Greek); unsur pengajaran;
didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
e) Romance
Romantique (Perancis);
keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
f) Elegi
Ciri-ciri elegi
Sajak atau lagu yang
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama
karena kematian/kepergian seseorang.
g) Satire
Satura (Latin) ; sindiran
; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke
atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc)
·
Ciri puisi dari Jenis
bentuknya :
a) Distikon
• 2 baris; sajak 2 seuntai
• Distikon (Greek: 2 baris)
• Rima – aa
– bb
• Distikon (Greek: 2 baris)
• Rima – aa
– bb
b) Terzina
Terzina (Itali: 3 irama)
c) Quatrain
•
Quatrain (Perancis: 4 baris)
• Pada asalnya ada 4 rangkap
• Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
• Pada asalnya ada 4 rangkap
• Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
d) Quint
Pada asalnya, rima Quint
adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap diterima umum sebagai Quint
(perubahan ini dikatakan berpunca dari kesukaran penyair untuk membina rima
/aaaaa/
e) Sextet
• sextet (latin: 6 baris)
• Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
• Rima akhir bebas
• Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’
• Rima akhir bebas
f) Septima
• septime (Latin: 7 baris)
• Rima akhir bebas
• Rima akhir bebas
g) Oktav
• Oktaf (Latin: 8 baris)
• Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
• Dikenali sebagai ‘double Quatrain’
h) Soneta
ciri – ciri soneta :
· Terdiri atas 14 baris
· Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2
quatrain dan 2 terzina
· Dua quatrain merupakan sampiran dan
merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
· Dua terzina merupakan isi dan merupakan
satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
· Bagian sampiran biasanya berupa gambaran
alam
· Sextet berisi curahan atau jawaban atau
kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
· Peralihan dari octav ke sextet disebut
volta
· Penambahan baris pada soneta disebut koda.
· Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris
biasanya antara 9 – 14 suku kata
· Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b
– b – a, c – d – c, d – c – d.
2.4
Jenis Makna dalam Puisi
Pembagian kedua jenis
makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan makna pada makna dasar suatu kata
berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau tanggapan kita.
Ø Makna
konotatif adalah makna yang telah
mengalami penambahan dari makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu
dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.
2.5
Penggunaan Majas dalam Puisi
Majas menjadi unsur
penting dalam sebuah karya tulis, khususnya puisi. ini dapat menjadi daya
tarik puisi, mampu
menimbulkan suasana segar, hidup, dan memberikan kejelasan dalam
pencitraan. Majas mampu mengimbau indra pembaca karena sering lebih konkret
daripada ungkapan harfiah. Selain itu, majas pun lebih ringkas daripada
padanannya yang terungkap dalam kata biasa.
Ø Berikut
penjelasan mengenai macam-macam majas yang sering digunakan
dalam karya tulis
*Perumpamaan (Simile)*
Perumpamaan (simile)
adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan dengan sengaja
kita anggap sama. Perbandinganitu secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian
kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal, seumpama, umpama,
dan serupa.
*Metafora*
Metafora adalah
perbandingan yang dilakukan secara implisit antara dua hal yang berbeda.
Metafora hampir sama dengan perumpamaan, hanya saja dalam metafora perbandingan
dilakukan secara langsung tanpa menggunakan kata bagai, sebagai, ibarat,
seperti, bak, laksana, semisal, seumpama, umpama, dan serupa.
*Personifikasi*
Personifikasi adalah
majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi) pada benda-benda
yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak Penggunaan majas personifikasi dapat
memberi kejelasan dan memberikan bayangan angan (citraan) yang konkret.
*Alegori*
Alegori adalah
ceritakisahan yang mengisahkan hal lain atau kejadian lain. Alegori dapat
dikatakan sebagai metafora yang dilanjutkan. Jadi memahami majas alegori harus
dari keseluruhan isi puisi.
*Hiperbola*
Hiperbola adalah majas
yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan, baik jumlah, ukuran,
atau sifat-sifatnya. Tujuan penyair menggunakan majas hiperbola adalah untuk
mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari pembaca. Dengan kata lain,
penyair berusaha mencuri perhatian pembacaagar terus tertarik untuk memahami
puisinya.
*Litotes*
Litotes sering dikatakan
kebalikan dari hiperbola, yaitu majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan
sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan.
Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya.
*Metonimia*
Metonimia berasal dari
bahasa Yunani Metonima adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu
barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Moeliono
mengatakan bahwa metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal
yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
*Sinekdoke*
Sinekdoke adalah majas
yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau
sebaliknya. Sinekdoke digunakan untuk melihat kejadian langsung dari sumber
yang menimbulkan peristiwa hingga gambaran lebih konkret. Ada dua macam
sinekdoke, yakni pars pro toto dan totem
pro parte.
1. Pars pro toto
adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan. Maksudnya
untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan salah satu bagian
yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau benda dalam
hubungan tertentu. Misalnya, untuk menggambarkan orang, hanya menyebutkan
suara , mata, hidung, atau bagian tubuh yang lain.
2. Totem pro parte
adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan atau melihat sesuatu secara
generalisasi untuk menonjolkan sebagian.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Secara
etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti
pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya
membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya,
makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya
disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan
kadang-kadang kata kiasan. menurut zamannya puisi di bagi menjadi 2 (dua),
yaitu : puisi lama dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang
terikat oleh aturan-aturan. Puisi baru adalah puisi bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Daftar Pustaka
http://zeepro.blogspot.com/2012/02/makalah-puisi-.html
www.wikipedia.puisi.com
No comments:
Post a Comment