KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang ALHAMDULLILAH tepat pada waktunya
yang berjudul “ Perubahan
Sistem Ekonomi “
Diharapkan
makalah ini dapat memberikan
imformasi kepada kita semua
tentang Perubahan
Sistem Ekonomi jika dilihat dari berbagai aspek.kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersipat
membangun selalu kami harap kan
demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir
kata, kami sampai kan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusun makalah ini dari awal sampai
akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
usaha kita.Amin
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sistem ekonomi suatu negara sebagai
bagian dari supra sistem kehidupan, berkaitan erat dengan sistem sosial lain
yang berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini ada kecenderungan bahwa
sistem ekonomi suatu negara berkaitan dengan sistem ekonomi poitik di negara
yang bersangkutan. Suatu negara yang beridiologi politik liberal, pada umumnya
menganut idiologi ekonomi kapitalisme, dengan pengelolaan ekonomi berdasarkan
mekanisme pasar. Sedangakn negara-negara yang beridiologi politik komunisme,
idiologi ekonominya cenderung sosialisme, dengan pengelolaan ekonominya
berdasarkan perencanaan terpusat.
Namun demikian, tidak ada suatu
negarapun di dunia ini yang menerapkan secara mutlak kedua sistem ekonomi
tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, RRC adan lain sebagainya,
termasuk juga negara Indonesia. Negara Indonesia menganut sistem ekonomi
campuran atau lebih tepatnya sekarang disebut denga sistem ekonomi kerakyatan
(pancasila) yang mempunyai ciri yanag berbeda dengn kedua sistem ekonomi
diatas. Sistem ekonomi kerakyatan merupaka adopsi dari kedua sistem ekonomi,
yaitu sistem kapitalis dan sosialis yang disesuaikan dengan falsafah bangsa
Indonesia, sehingga situasi perekonomian Indonesia adalah ekonomi kerakyatan.
Hal ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang telah empat kali diamandemen.
B. Rumusan Masalah
1
Perubahan Situasi Ekonomi
2
Perubahan Situasi/Konsdisi
Perekonomian Indonesia
3 Faktor
penyebab perubahan situasi Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Perubahan Situasi Ekonomi
Teori
perubahan situasi ekonomi menitikberatkan pada mekanisme transformasi yang
dialami oleh dualis-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan
menitikberatkan pada dualis tradisional menuju ke situasi lebih modern yang
didominasi oleh dualis-sektor non primer, khususnya dualism jasa.
Cheneri
meminjam isttilas Kuznets, menatakan bahawa perubahan sturktur ekonomi, secara
umum disebut sebagai transformasi situasi yang diartikan sebagai suatu
rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposis agregat
demand (AD), ekspor-impor (X – M), Agregat supplay (AS) yang merupaka produksi
dan peng unaan dualis-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung proses pembangunan dan
perubahan ekonomi yang berkelanjutan.
Ada
dua teori utama yangumum digunakan dalam menganalisis perubahan sturktur
ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang migrasi dan Hollis Chenery tentang
teori transportasi dualisml. Teori Lewis pada dasarnya membahasa proses
pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan.
Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu dualis pada dasranya
terbagi atas dua, yaitu perekkonomian tradisional di pedesaan yang didominasi
dualis pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan dualism sebagai
dualis utama.
Karena
perekkonomiannya masih bersifat tradisional dan subsistem, dan perubahan
pendudik yang tinggi, maka terjadi perubahan suplai tenaga kerja. Over-Supplay
tenaga kerja ini ditandai dengan produk marginalnya yang nilainya nol dan
tingkat upah riil yang rendah. Keranka pemikiran Chenery pada dasarnya sama
dengan teori model Lewis.
Teori
Chenery dikenal dengan teori pattern of development, dimana dalam teori ini difokuskan
pada perubahan situasi dalam tahapan proses perubahan ekonomi di dualis sedang
berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke dualism
sebagai mesin utama perubahan ekonomi. Dalam penelitianya Chenery dan Syirquin
mengidentifikasi bahwa dengan peningkatan perubahan pendapatan masyarakat
per kapita membawa perubahan dualism
konsumeristik dari penekanan pada makanan dan kebutuhan poko lainnya dualism
barang-barang manufaktur dan jasa.
Perubahan
situasi ekonomi berbarengan dengan petumbuhan PDB yang merupakan total
perubahan nilai tambah dari semua dualis ekonomi. Secara umum dalam proses pembangunan terjadi transformasi
ekonomi, dimana pangasa PDB dari dualis dualism meningkat dan dualis pertanian
mengalami penurunan.
Menururt
Chenery, proses transformasi sturktural akan mencapai tarafnya yang paling
cepat bila pergeseran pola permintaan dualism dualism output dualism manufaktur
diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposis perdagangan luar negri atau
ekspor sebagaimana yang terjadi di negar-negara dualism baru. Sperti Korea
Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong.
II.2 Perubahan Situasi/Konsdisi Perekonomian
Indonesia
Kondisi
ekonomi dalam satu negara dapat berubah dalam setiap waktu. Krisis ekonomi
sudah mengubah kondisi perekonomian Indonesia. Sebelum adanya krisis keuangan
1997 perekonomian memiliki perubahan ekonomi yang meningkat setiap tahunnya,
karena kita memasukkan utang luar negeri dalam jumlah yang cukup. Tetapi
setelah krisis keuangan itu terjadi utang luar negeri Indonesia meningkat
sampai US$ 25125 paada tahun 1998. Kondisi ini membuat Indonesia jatuh ke dalam
perangkap utang dan bunga utang yang sangat tinggi.
Dalam
jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya
menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiyaan rutin
dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju perubahan
ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yag telah ditetapkan sebelumnya.
Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri tersebut dapat
menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada
masa krisis, utang luar negeri Indonesia termasuk didalamnya utang pemerintah
dan swasta telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga menyebabkan
pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar
urtang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar
negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melauli APBN RI untuk utang
pemerintah dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini
menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa
mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya wajib pajak
Indonesia,
Hasil
estimasi menunjukkan bahwa perubahan ekonomi sebelum dan sesudah krisis
memiliki R-squared sebesar 0.79485 atau 0.79, artinya bahwa variabel independen
( utang lua negeri) dapat menjelaskan variabel terikat (perubahan ekonomi)
sebesar 0.79%, sedangkan 21% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang tidak terdapat pada model. T-statistik untuk utang luar negeri lebih besar
dari pada t-tabelnya ( 4.95 > 2.89), artinya bahwa variabel utang luar
negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap perubahan ekonomi pada
α=1%. T-statistik untuk variabel dummy lebih besar daripada t-tabelnya
(5.100>2.89), yang artinya variabel krisis ekonomi (dummy) memiliki pengaruh
dan signifikan terhadap perubahan ekonomi pada α=1%.
III.3 Faktor penyebab perubahan situasi Ekonomi
Sebelum
kita membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor penentu perubahan situasi
ekonomi, kita perlu memahami definisi dari perubahan ekonomi itu sendiri, saya
akan membahas tentang pengertian dari perubahan ekonomi itu terlebih dahulu.
Perubahan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian
suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Perubahan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian
dikatakan mengalami perubahan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun sebelumnya.
Indikator
yang digunakan untuk menghitung tingkat Perubahan Ekonomi :
Tingkat Perubahan PDB (Produk Domestik
Bruto)
Tingkat Perubahan PNB (Produk Nasional
Bruto)
Dalam
praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB,
karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perubahan Ekonomi :
a) Faktor Sumber Daya Manusia,
Sama
halnya dengan proses pembangunan, perubahan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM.
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
b) Faktor Sumber Daya Alam,
Sebagian
besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan
proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi,
kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan
dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju perubahan perekonomian.
d) Faktor Budaya,
Faktor
budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan,
faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e) Sumber Daya Modal,
Sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas
IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
BAB
III
PENUTUP
Adanya
perubahan situasial ekonomi dapat tercermin dalam peranan sektor-sektor dalam pembentukan
produksi nasional maupun besarnya persentase tenaga kerja pada masing-masing
sektor ekonomi tersebut. Dimana peranan ataupun sumbangan sektor primer
(pertanian dan pertambangan) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
ataupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan semakin berkurang, sedangkan
peranan sektor sekunder (industry manufaktur, konstruksi) serta sektor tersier
(jasa-jasa) akan semakin meningkat, dengan semakin majunya perekonomian negara.
Disamping
itu, semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, akan semakin kecil
peranan pertanian dalam menyediakan dan menyerap kesempatan kerja, dan
sebaliknya sektor industri akan semakin penting dan meningkat peranannya dalam
menampung tenaga kerja
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://www.google.com. perubahan situasi ekonomi Indonesia.
2.
http://blog.spot.com/apbn situasi ekonomi.doc.html
3.
http://www.iei.or.id/publicationfiles/
perubahan situasi ekonomi Negara.pdf.
4.
http://maulanusantara.wordpress.com/neoliberalisme-ekonomi-utang-luar-negeri-dan-dampaknya-t-perekonomian-indonesia.
5.
http://id.wikipedia.org/wiki/
perubahan situasi ekonomi.doc.htpm
No comments:
Post a Comment