Thursday, April 23, 2015

Perubahan Sistem Ekonomi



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada  kami sehingga kami berhasil  menyelesaikan makalah  ini yang ALHAMDULLILAH tepat pada waktunya yang berjudul “ Perubahan Sistem Ekonomi
Diharapkan makalah ini  dapat  memberikan  imformasi  kepada kita semua tentang Perubahan Sistem Ekonomi jika dilihat dari berbagai aspek.kami menyadari bahwa  makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kritik dan saran  dari semua  pihak yang  bersipat  membangun selalu kami  harap kan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, kami sampai kan  terima kasih kepada semua  pihak yang telah  berperan serta  dalam penyusun makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai  usaha kita.Amin

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Sistem ekonomi suatu negara sebagai bagian dari supra sistem kehidupan, berkaitan erat dengan sistem sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat. Di dunia ini ada kecenderungan bahwa sistem ekonomi suatu negara berkaitan dengan sistem ekonomi poitik di negara yang bersangkutan. Suatu negara yang beridiologi politik liberal, pada umumnya menganut idiologi ekonomi kapitalisme, dengan pengelolaan ekonomi berdasarkan mekanisme pasar. Sedangakn negara-negara yang beridiologi politik komunisme, idiologi ekonominya cenderung sosialisme, dengan pengelolaan ekonominya berdasarkan perencanaan terpusat.
Namun demikian, tidak ada suatu negarapun di dunia ini yang menerapkan secara mutlak kedua sistem ekonomi tersebut, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, RRC adan lain sebagainya, termasuk juga negara Indonesia. Negara Indonesia menganut sistem ekonomi campuran atau lebih tepatnya sekarang disebut denga sistem ekonomi kerakyatan (pancasila) yang mempunyai ciri yanag berbeda dengn kedua sistem ekonomi diatas. Sistem ekonomi kerakyatan merupaka adopsi dari kedua sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis dan sosialis yang disesuaikan dengan falsafah bangsa Indonesia, sehingga situasi perekonomian Indonesia adalah ekonomi kerakyatan. Hal ini sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang telah empat kali diamandemen.

B.        Rumusan Masalah
1          Perubahan Situasi Ekonomi
2          Perubahan Situasi/Konsdisi Perekonomian Indonesia
3          Faktor penyebab perubahan situasi Ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN
II.1       Perubahan Situasi Ekonomi
Teori perubahan situasi ekonomi menitikberatkan pada mekanisme transformasi yang dialami oleh dualis-negara sedang berkembang yang semula bersifat subsistem dan menitikberatkan pada dualis tradisional menuju ke situasi lebih modern yang didominasi oleh dualis-sektor non primer, khususnya dualism jasa.
Cheneri meminjam isttilas Kuznets, menatakan bahawa perubahan sturktur ekonomi, secara umum disebut sebagai transformasi situasi yang diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposis agregat demand (AD), ekspor-impor (X – M), Agregat supplay (AS) yang merupaka produksi dan peng unaan dualis-faktor produksi seperti tenaga kerja dan  modal guna mendukung proses pembangunan dan perubahan ekonomi yang berkelanjutan.
Ada dua teori utama yangumum digunakan dalam menganalisis perubahan sturktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang migrasi dan Hollis Chenery tentang teori transportasi dualisml. Teori Lewis pada dasarnya membahasa proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu dualis pada dasranya terbagi atas dua, yaitu perekkonomian tradisional di pedesaan yang didominasi dualis pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan dualism sebagai dualis utama.
Karena perekkonomiannya masih bersifat tradisional dan subsistem, dan perubahan pendudik yang tinggi, maka terjadi perubahan suplai tenaga kerja. Over-Supplay tenaga kerja ini ditandai dengan produk marginalnya yang nilainya nol dan tingkat upah riil yang rendah. Keranka pemikiran Chenery pada dasarnya sama dengan teori model Lewis.
Teori Chenery dikenal dengan teori pattern of development, dimana dalam teori ini difokuskan pada perubahan situasi dalam tahapan proses perubahan ekonomi di dualis sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke dualism sebagai mesin utama perubahan ekonomi. Dalam penelitianya Chenery dan Syirquin mengidentifikasi bahwa dengan peningkatan perubahan pendapatan masyarakat per  kapita membawa perubahan dualism konsumeristik dari penekanan pada makanan dan kebutuhan poko lainnya dualism barang-barang  manufaktur dan jasa.
Perubahan situasi ekonomi berbarengan dengan petumbuhan PDB yang merupakan total perubahan nilai tambah dari semua dualis ekonomi. Secara umum  dalam proses pembangunan terjadi transformasi ekonomi, dimana pangasa PDB dari dualis dualism meningkat dan dualis pertanian mengalami penurunan.
Menururt Chenery, proses transformasi sturktural akan mencapai tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola permintaan dualism dualism output dualism manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposis perdagangan luar negri atau ekspor sebagaimana yang terjadi di negar-negara dualism baru. Sperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong.
II.2       Perubahan Situasi/Konsdisi Perekonomian Indonesia
Kondisi ekonomi dalam satu negara dapat berubah dalam setiap waktu. Krisis ekonomi sudah mengubah kondisi perekonomian Indonesia. Sebelum adanya krisis keuangan 1997 perekonomian memiliki perubahan ekonomi yang meningkat setiap tahunnya, karena kita memasukkan utang luar negeri dalam jumlah yang cukup. Tetapi setelah krisis keuangan itu terjadi utang luar negeri Indonesia meningkat sampai US$ 25125 paada tahun 1998. Kondisi ini membuat Indonesia jatuh ke dalam perangkap utang dan bunga utang yang sangat tinggi.
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiyaan rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju perubahan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yag telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada masa krisis, utang luar negeri Indonesia termasuk didalamnya utang pemerintah dan swasta telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar urtang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melauli APBN RI untuk utang pemerintah dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya wajib pajak Indonesia,
Hasil estimasi menunjukkan bahwa perubahan ekonomi sebelum dan sesudah krisis memiliki R-squared sebesar 0.79485 atau 0.79, artinya bahwa variabel independen ( utang lua negeri) dapat menjelaskan variabel terikat (perubahan ekonomi) sebesar 0.79%, sedangkan 21% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat pada model. T-statistik untuk utang luar negeri lebih besar dari pada t-tabelnya ( 4.95 > 2.89), artinya bahwa variabel utang luar negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap perubahan ekonomi pada α=1%. T-statistik untuk variabel dummy lebih besar daripada t-tabelnya (5.100>2.89), yang artinya variabel krisis ekonomi (dummy) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap perubahan ekonomi pada α=1%.

III.3      Faktor penyebab perubahan situasi Ekonomi
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor penentu perubahan situasi ekonomi, kita perlu memahami definisi dari perubahan ekonomi itu sendiri, saya akan membahas tentang pengertian dari perubahan ekonomi itu terlebih dahulu. Perubahan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Perubahan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami perubahan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Perubahan Ekonomi :
    Tingkat Perubahan PDB (Produk Domestik Bruto)
    Tingkat Perubahan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Ekonomi   :
a)      Faktor Sumber Daya Manusia,
Sama halnya dengan proses pembangunan, perubahan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
b)      Faktor Sumber Daya Alam,
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c)      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju perubahan perekonomian.
d)     Faktor Budaya,
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e)      Sumber Daya Modal,
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
BAB III
PENUTUP
Adanya perubahan situasial ekonomi dapat tercermin dalam peranan sektor-sektor dalam pembentukan produksi nasional maupun besarnya persentase tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi tersebut. Dimana peranan ataupun sumbangan sektor primer (pertanian dan pertambangan) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) ataupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan semakin berkurang, sedangkan peranan sektor sekunder (industry manufaktur, konstruksi) serta sektor tersier (jasa-jasa) akan semakin meningkat, dengan semakin majunya perekonomian negara.
Disamping itu, semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, akan semakin kecil peranan pertanian dalam menyediakan dan menyerap kesempatan kerja, dan sebaliknya sektor industri akan semakin penting dan meningkat peranannya dalam menampung tenaga kerja

DAFTAR PUSTAKA

1.            http://www.google.com. perubahan situasi ekonomi Indonesia.  
2.            http://blog.spot.com/apbn situasi ekonomi.doc.html
3.            http://www.iei.or.id/publicationfiles/ perubahan situasi ekonomi Negara.pdf.
4.            http://maulanusantara.wordpress.com/neoliberalisme-ekonomi-utang-luar-negeri-dan-dampaknya-t-perekonomian-indonesia.
5.            http://id.wikipedia.org/wiki/ perubahan situasi ekonomi.doc.htpm

No comments:

Post a Comment